Ibu Mimpi Cincin Kawin, Besoknya Didik Tewas di Kukar
SOLO - Mariyem, ibu Didik Teranghono (27), mengaku merasakan firasat buruk sebelum anaknya tewas bersama ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Sabtu 26 November lalu.
Paman almarhum, Soemarso (46), menuturkan pada hari nahas itu orangtua di Solo, Jawa Tengah, sebenarnya hendak menghubungi Didik untuk menanyakan kabar. Pasalnya, sehari sebelumnya Mariyem bermimpi aneh didatangi kakek Didik.
Soemarso, seperti menirukan cerita Mariyem, menyebutkan dalam mimpi itu ibu almarhum mengenakan empat cincin di jarinya. Kemudian, salah satu cincin yang disarungkan di jari tengah diminta orangtuanya (kakek Didik) yang sudah meninggal dunia. Mimpi itu semakin menguatkan keluarga untuk menghubungi Didik.
Benar saja, pada Sabtu itu keluarga melihat kabar di media massa soal Jembatan Kukar ambruk. Seketika itu keluarga langsung menghubungi telepon seluler Didik. Lantaran tidak aktif, keluarga berinisiatif menghubungi pacar Didik yang tinggal di Tenggarong.
“Sebelum berangkat, dia (Didik) mampir ke rumah pacarnya. Dari situ diketahui pacaranya juga kesulitan menghubungi telepon seluler Didik,” kata Soemarso kepada okezone, Rabu (30/11/2011).
Baru pada Minggu 27 November malam, keluarga Didik di Solo mendapat kabar resmi dari kantor Dinas Pekerjaan Umum, tempak Didik bekerja. Pimpinan instansi setempat mengabarkan Tim SAR menemukan jenazah Didik dalam kondisi meninggal dunia.
“Didik termasuk 18 korban tewas. Jenazah Didik ditemukan 300 meter dari lokasi jembatan,” sambung Soemarso.
Kesedihan mendalam kian dirasakan keluarga lantaran Didik tidak lama lagi akan menikahi pacarnya, Rosita.
Jenazah Didik tiba di Solo pagi tadi dan dimakamkan di TPU Grawilan sekira pukul 13.00 WIB.
(Anton Suhartono)
