SEMARANG – Perkembangan teknologi informasi tak dipungkiri sangat membantu aktivitas beragam kalangan. Dari orang dewasa hingga anak-anak hampir tak pernah lepas dari perangkat elektronik bernama gadget.
Di balik manfaatnya yang sangat besar, hal-hal negatif mengincar setiap saat. Bahkan, konten yang tak layak dikonsumsi anak-anak acap kali muncul tanpa diundang. Dari situ, sifat alami anak baru gede yang memiliki rasa penasaran besar teruji, untuk lanjut atau berhenti.
(Baca Juga: Anak Zaman Now Tak Main Gadget Bakal Ditertawakan Teman)
“Biasanya saat lihat-lihat Youtube atau maingame, secara tak sengaja melihat yang tidak baik. Kadang muncul sendiri ketika main game,” kata pelajar SMP di Kabupaten Semarang, Aleandro, Jumat (26/1/2019).
Dia mengaku selama ini banyak memanfaatkan gadget untuk menunjang tugas-tugas dari sekolah. Tak jarang, ketika berselancar di dunia maya muncul beragam iklan. Meski secara tak sengaja diklik pengunjung akan mendapat suguhan informasi bagi kalangan dewasa.
“Gadget itu sebagai pembantu untuk hal-hal yang positif, untuk mencari tugas di internet. Biasanya buat refreshing juga. Tapi untuk iklan kadang ada yang positif, tapi ada pula yang negatif, ya jijik lah,” ungkapnya.
Maraknya konten negatif atau yang berbau pornografi, selain tak pantas diakses anak-anak juga rawan disusupi virus. Untuk itu, ketika menjumpai iklan yang dinilai mencurigakan pengguna internet diimbau tak mudah terpancing untuk mengaksesnya.
“Teknologi itu diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia termasuk HP, laptop, komputer, internet. Tapi kalau untuk siswa atau anak-anak usia SMP-SMA ke bawah, saya rasa banyak dampak negatif bagi mereka,” kata guru mata pelajaran Teknologi Informasi, Riesky Ferdian.
“Karena mereka memang menjadi lebih banyak lupa waktu, kemudian malas belajar, lupa salat, lupa beribadah. Malah asyik main HP, main game, main internet,” bebernya.
“Dampak langsung berupa kesehatan terganggu (mata). Kalau dari nilai (sekolah), mungkin nilainya jadi turun karena lebih asyik bermain HP daripada pegang buku. Apalagi kelas 9, mereka yang mau UN, tidak mau belajar yang rajin,” tuturnya.
(Baca Juga: Ajak Anak Main Bola dan Petak Umpet agar Tak Keranjingan Gadget)
Untuk itu, dia selalu menyampaikan kepada peserta didik untuk memahami arti dan fungsi gadget. Meski sangat membantu aktivitas manusia, juga terdapat ancaman yang mesti dihindari. Tak hanya virus software, tetapi juga dampak kejahatan yang tak kalah marak akibat media sosial.
“Kita menyampaikan kepada siswa tentang dampak positif-negatif, kemudian hukum yang mengatur penggunaan teknologi yakni Undang-Undang ITE. Sanksinya apa, risikonya hukuman apa. Untuk keseharian, kita bisa bekerjasama dengan orang tua untuk membantu mengawasi mereka di rumah,” kata dia.
(Fiddy Anggriawan )