JAKARTA - Sebanyak 139 proposal menerima bantuan pendanaan tahap kedua dari program konsorsium riset dan inovasi Covid-19 yang dicanangkan oleh Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Jadikanlah momentum konsorsium riset dan inovasi Covid-19 ini sebagai upaya membuat research dan inovasi Indonesia naik kelas,” kata Menristek dan juga Kepala BRIN, Bambang PS Brodjonegoro dalam langsung secara virtual, Jumat (10/7/2020).
Bambang ingin pada proposal tahap kedua ini dapat menghasilkan riset dan inovasi yang kongkrit. Seperti halnya pada tahap pertama lalu yang dapat menghasilkan output prototypenya seperti rapid test sampai ke tahapan industri dalam waktu 2-3 bulan saja.
“Kami mengharapkan adanya output yang nantinya bisa dibanggakan dan bisa menjadi solusi dari penanganan Covid-19,” jelasnya.
Di sisi lain Bambang ingin melalui program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 ini dapat membuat Indonesia menjadi negara yang menerapkan triple helix.
“Kebetulan pandemi Covid-19 bisa memaksa semua pihak bisa menjalankan triple helix dengan baik khususnya soal riset dan inovasi Covid-19,“ harapnya.
Setidaknya dana yang diberikan untuk 139 proposal ini senilai Rp27.328.367.000. Dimana dana tersebut dari dana yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Proposal yang mendapatkan pendamaan meliputi enam bidang prioritas. 30 proposal terkait pencegahan, 15 proposal terkait skrining, 34 proposal mengenai alat kesehatan dan pendukung, 15 proposal terkait obat-obatan dan terapi, 4 proposal mengenai multicenter clinici dan 41 proposan terkait sosial humaniora.
(Khafid Mardiyansyah)