JALAN menuju kesuksesan tak selamanya mudah dan pastinya banyak rintangan yang dihadapi. Tidak sedikit kerja keras dan pengorbanan yang dikeluarkan untuk bisa mencapai hasil terbaik.
Hal ini juga dialami oleh sejumlah pemimpin dunia. Beberapa dari mereka harus melewati lika-liku perjuangan sebelum menjadi orang nomor satu di negaranya.
Bahkan, dinginnya jeruji besi penjara juga harus mereka rasakan. Siapa saja mereka? Berikut 5 tokoh yang menjadi pemimpin negara setelah dipenjara.
1. Soekarno
Selama masa perjuangannya untuk bangsa Indonesia, Soekarno telah dipenjara dan diasingkan berkali-kali. Sejak usia muda, Sekarno menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini membuat dirinya menjadi target utama pemerintah Belanda.
Soekarno pertama kali ditahan pada tahun 1929 atas tuduhan propaganda dan pasal-pasal karet lainnya. Di balik jeruji besi, Soekarno menulis pleidoi yang amat terkenal berjudul “Indonesia Menggugat”.
Perjuangan dan pengorbanannya keluar masuk penjara hingga berpindah-pindah tempat pengasingan membuahkan hasil. Indonesia akhirnya berhasil memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Setelah itu, Soekarno diangkat menjadi presiden pertama Indonesia.
Baca juga: 4 Tokoh Nasional yang Jago Orasi, Sulut Semangat Lawan Belanda
2. Vaclav Havel
Vaclav Havel merupakan salah satu presiden dunia yang menggeluti bidang seni. Havel menjadikan seni sebagai wadah menuangkan kegeramannya akan kedikatatoran pemerintah melalui panggung teater. Banyak pentas seni buatan Havel yang menyinggung Pemerintah Ceko saat itu.
Karena kritiknya yang semakin beringas, dirinya masuk ke dalam daftar hitam dan dijebloskan ke dalam penjara. Saat demonstrasi besar-besaran 1989 meletus di Praha, Havel menjadi tokoh yang memimpin aksi tersebut. Perjuangan Vaclav Havel berbuah manis dengan runtuhnya rezim komunis Cekoslowakia dan berubah menjadi Republik Ceko. Vaclav Havel pun naik menjadi Presiden Cekoslowakia pada 1989-1992 dan Presiden Republik Ceko yang pertama pada 1993.
3. Jawaharlal Nehru
Jawaharlal Nehru merupakan Perdana Menteri India pertama setelah kemerdekaan negeri itu pada tahun 1947. Perlawanannya kepada penjajahan Inggris membuat membuat ia harus merasakan sel tahanan. Nehru pertama kali dipenjara pada akhir tahun 1921. Selama masa perjuangannya atas India, ia mengalami masa penahanan sebanyak sembilan kali.
Secara keseluruhan, Nehru menghabiskan hampir sepuluh tahun hidupnya di dalam penjara. Perdana Menteri India pertama ini menggambarkan masa penahanannya sebagai selingan normal dalam kehidupan aktivitas politik yang abnormal.
4. Ho Chi Minh
Ho Chi Minh merupakan Presiden Vietnam Utara dari 1945 hingga 1969. Dirinya adalah salah satu tokoh komunis paling berpengaruh di abad 20. Karena jasa-jasanya dalam kemerdekaan dan penyatuan Vietnam, namanya diabadikan dalam salah satu nama kota terbesar di Vietnam.
Sebagai pendiri Partai Komunis Indochina, Ho Chi Minh dianggap sebagai sosok yang berbahaya oleh Perancis. Ia pernah ditahan pada 1931. Ho bahkan pernah pula mendapatkan vonis hukuman mati. Untuk melindungi dirinya, ia meminta bantuan kepada Inggris di Hong Kong.
Menjelang akhir hayatnya, Ho Chi Minh mengalami masalah kesehatan yang serius. Pada 2 September 1969, Presiden Vietnam Utara ini pun mengembuskan napas terakhirnya di usia 79 tahun.
5. Nelson Mandela
Nelson Mandela merupakan pejuang kulit hitam sekaligus presiden kulit hitam Afrika Selatan pertama, yang berkuasa pada 1994 hingga 1999. Ia dikenal sebagai aktivis yang menolak apartheid, sebuah sistem yang memisahkan ras kulit putih dan kulit hitam.
Perjuangannya membawa dirinya keluar masuk penjara. Mandela menghabiskan 18 tahun hidupnya di Penjara Pulau Robben yang terkenal akan kekejamannya. Di sana, Mandela disiksa dan dipaksa melakukan kerja paksa.
Di bawah pemerintahan Presiden de Klerk, Nelson dibebaskan dan ia terpilih menjadi Wakil Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC), sebuah partai politik di Afrika Selatan. Nelson Mandela kemudian terpilih menjadi presiden pada 1991. Ia mengakhiri apherteid dan mewujudkan demokrasi non-ras di Afrika Selatan. (qlh)
Diolah dari berbagai sumber:
Mirsya Anandari Utami-Litbang MPI
(Angkasa Yudhistira)