Homo Erectus di Jawa Bertahan Hidup Paling Lama di Dunia, Apa Penyebabnya?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Rabu 02 November 2022 05:08 WIB
Rekonstruksi rupa Homo erectus. (Foto: Science Photo Library)
Share :

HOMO erectus adalah kerabat dekat manusia modern yang berevolusi sekitar dua juta tahun lampau dan merupakan spesies manusia pertama yang diketahui dapat berjalan tegak.

Hal yang mengejutkan, Homo erectus bertahan sampai lebih dari 100.000 tahun lalu di pulau Jawa, Indonesia. Itu jauh lebih lama setelah makhluk sejenis menghilang di tempat lain.

Artinya, Homo erectus masih ada di Bumi ketika manusia zaman modern muncul. Hal itu berdasarkan penelitian yang dijelaskan dalam jurnal ilmiah Nature, sebagaimana dikutip dari BBC News Indonesia.

Pada 1930-an, 12 bagian atas tengkorak dan dua tulang kaki bagian bawah Homo erectus ditemukan di lapisan tanah yang mengandung tulang, 20 meter di atas Sungai Bengawan Solo di Dusun Ngandong, Jawa Tengah.

Dalam beberapa dekade berikutnya, para peneliti mencoba untuk menganalisis umur fosil-fosil itu.

Tetapi hal ini terbukti sulit karena geologi di sekitarnya begitu rumit sehingga lokasi asli penggalian menjadi membingungkan.

Pada 1990-an, sebuah tim berkesimpulan usia fosil itu antara 27.000 hingga 53.000 tahun silam.

Ini memunculkan kemungkinan bahwa masa keberadaan manusia modern beririsan dengan masa keberadaan Homo erectus di Indonesia.

Lantas sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Profesor Russell Ciochon dari University of Iowa di Iowa City membuka penggalian baru di samping Sungai Solo, dan menganalisis kembali situs itu dan sekitarnya.

Baca juga: Bagaimana Kehidupan Seks Manusia Purba?

Mereka mengatakan usia definitif untuk lapisan tulang di sana berusia antara 108.000 tahun hingga 117.000 tahun.

Ini adalah penelitian tentang Homo erectus yang paling baru di dunia.

"Saya tidak tahu apa yang dapat Anda data di situs itu untuk memberi penanggalan yang lebih tepat dibanding apa yang sudah kami hasilkan," kata Ciochon kepada BBC News.

Profesor Chris Stringer, pemimpin penelitian evolusi manusia di Museum Sejarah Alam London, yang tidak terlibat dengan riset itu, berkomentar:

"Ini adalah studi yang sangat komprehensif tentang tengkorak dan tulang kering Homo erectus Ngandong yang terkenal. Penulis membangun perkiraan yang kuat bahwa individu-individu ini meninggal dan hanyut ke dalam endapan Sungai Solo sekitar 112.000 tahun yang lalu.

"Usia ini sangat muda untuk fosil Homo erectus yang tampak primitif, dan menunjukkan bahwa spesies ini bertahan di Jawa selama lebih dari satu juta tahun."

Para peneliti menduga bahwa terkumpulnya fosil itu menggambarkan peristiwa kematian massal, mungkin akibat lahar.

Lahar - yang berasal dari bahasa Jawa - adalah material yang mengalir menuruni lereng gunung berapi ketika hujan lebat, selama atau setelah letusan gunung berapi.

Lahar akan menghabisi apa pun yang mereka lewati.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya