KERAJAAN Majapahit kembali dipimpin oleh raja perempuan bernama Dewi Suhita. Sosoknya naik tahta menjadi raja menggantikan Hyang Wisesa atau Wikramawardhana.
Kakawin Pararaton menyatakan bahwa Hyang Wisesa mangkat pada tahun saka sanga-yuga-kayawong, 1349 atau kurang lebih 1427 Masehi dan dicandikan di Lalangon. Nama candinya Paramawisesapura.
Dari perkawinannya dengan Bhre Lasem Sang Juita (Kusumawardhani) Hyang Wisesa memperoleh putra bernama Hyang Wekasing Suka. Namun Hyang Wekasing Suka, calon pengganti Hyang Wisesa telah mangkat sebelum naik tahta Kerajaan Majapahit, pada tahun saka janma-netragni-sitangsu, 1321 atau sama dengan 1399 Masehi dan dicandikan di Tanjung, dengan nama candinya Paramasukapura.
Politik Adu Domba Kaisar Cina Manfaatkan Hubungan Baik dengan Majapahit
Prof. Slamet Muljana pada "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit" mengisahkan, akibat kematian Hyang Wekasing Suka itu, maka Dewi Suhita yang merupakan sosok perempuan cantik naik tahta jadi Raja Majapahit, sebagai pengganti Hyang Wisesa. Selain Dewi Suhita, Hyang Wisesa masih mempunyai putra laki-laki lebih tua daripada Dewi Suhita yang menjadi penguasa di Tumapel.
Putera laki-laki ini pun telah mangkat pada tahun 1427, dicandikan di Lo Kerep. Itulah sebabnya maka putra bungsunya yang bernama Dyah Kertawijaya menjadi bhatara di Tumapel menggantikan abangnya. Tidak ada pernyataan dalam Pararaton bahwa Dewi Suhita adalah putri Hyang Wisesa lahir dari permaisuri Kusumawardhani.
BACA JUGA:
Demikianlah kiranya kakak dari Bhre Tumapel, Dewi Suhita dan Sri Kertawijaya ketiga-tiganya adalah putra Hyang Wisesa, lahir dari selir. Sepeninggal Hyang Wekasing Suka, ketiga-tiganya mempunyai hak untuk mewaris tahta Majapahit.
Namun Dewi Suhita lebih tua daripada Dyah Kertawijaya. Itulah kiranya sebab utama, mengapa Dewi Suhita menggantikan Hyang Wisesa sebagai raja di Majapahit. Dewi Suhita kawin dengan bhatara di Kahuripan, bernama Hyang Parameswara, bergelar Aji Ratnapangkaja. Hyang Parameswara adalah putra sulung Bhre Pandan Salas, yang bernama Raden Sumirat. Raden Sumirat berkat perkawinannya dengan Bhre Kahuripan, putri Bhre Pajang, adalah ipar Hyang Wisesa.
Demikianlah Dewi Suhita dan Hyang Parameswara menurut alurannya adalah saudara sepupu. Bhatara Prabhu Suhita mangkat pada tahun saka nawa-rasa-agni-sitangsu, 1369 atau sama dengan 1447 'Masehi, tanpa meninggalkan keturunan. Bhatara Prabhu dicandikan di Singalaya.
(Qur'anul Hidayat)