Ki Balangantrang, Pejabat Istana Kerajaan Galuh yang Selamat dari Serangan Mendadak

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 30 Juni 2023 09:30 WIB
Perang Kerajaan (foto: dok ist)
Share :

KERAJAAN GALUH menerima serangan mendadak di malam hari saat Raja Purbasora bertahta. Alhasil serangan itu membuat raja, pejabat istana, hampir seluruh pengawal istana tewas seketika. Mereka tak siap menerima serangan mendadak itu.

Hanya ada satu pejabat yang berhasil melarikan diri dari istana, yakni Patih Galuh bernama Bimaraksa atau yang dikenal dengan julukannya Ki Balangantrang, karena kedudukannya merangkap sebagai senapati kerajaan. Balangantrang ini juga merupakan cucu Wretikandayun dari putra keduanya yaitu Resi Guru Jantaka atau Rahiyang Kidul.

Saat kabur dari serangan gabungan pasukan Sunda di bawah komando Patih Anggada dan pasukan Kalingga dipimpin Sanjaya, Balangantrang sembunyi di kampung Geger Sunten. Saleh Danasasmita pada bukunya "Menemukan Kerajaan Sunda", menyebut Ki Balangantrang secara diam-diam menghimpun kekuatan pasukan anti Sanjaya selama bersembunyi di Kampung Geger Sunten.

Ia mendapat dukungan dari raja- raja di daerah Kuningan dan kemudian juga dari sisa - sisa laskar Indraprahasta, setelah kerajaan ini dilumatkan habis - habisan oleh Sanjaya. Sisa pasukan ini yang akhirnya membantu Ki Balangantrang sebagai bentuk pembalasan dendam karena raja Indraprahasta inilah yang membantu Purbasora menjatuhkan Sena.

Sanjaya mendapat pesan dari ayahnya bahwa kecuali Purbasora, anggota keluarga Keraton Galuh lainnya harus tetap dihormati. Di samping itu sebenarnya Sanjaya tidak berhasrat menjadi penguasa Galuh.

Ia hanya ingin melakukan pembalasan untuk menghapus dendam ayahnya. Oleh karena itu segera Sanjaya menghubungi Sempakwaja di Galunggung dan meminta kepadanya agar Demunawan adik Purbasora direstui menjadi penguasa Galuh.

Tetapi permintaan itu ditolak oleh Sempakwaja karena takut kalau hal itu merupakan muslihat Sanjaya untuk melenyapkan Demunawan. Di sisi lain, Sanjaya sebenarnya ingin menyerahkan kekuasaan Galuh kepada Ki Balangantrang yang saat ia menyerang Purbasora, Balangantrang menjadi patih. Namun karena tidak diketahui keberadaannya putra Resi Jantaka ini pun gagal berkuasa di Galuh.

Akhirnya Sanjaya terpaksa mengambil hak berkuasa dan dinobatkan menjadi raja Galuh. Ia menyadari bahwa kehadirannya kurang disenangi oleh anggota keluarga Keraton Galuh. Di samping itu sebagai raja Sunda ia harus berkedudukan di Pakuan.

Sebagai bentuk diplomasi diangkatlah Premana Dikusuma cucu Purbasora untuk menjadi pimpinan di Galuh. Premana Dikusuma waktu itu berkedudukan sebagai seorang raja daerah, dalam usia 43 tahun (ia lahir tahun 683 M) dirinya telah dikenal sebagai rajaresi, karena ia sangat tekun mendalami agama dan senang melakukan tapa sejak usia muda. Ia dijuluki Bagawat Sajalajala.

Penunjukan Premana Dikusuma sebagai pemegang pemerintahan di Galuh oleh Sanjaya cukup beralasan karena selain dia sendiri cucu Purbasora, istrinya yaitu Naganingrum adalah cucu Ki Balangantrang. Dengan demikian pasangan suami-isteri ini masing-masing mewakili keturunan Sempakwaja dan Jantaka putera pertama dan kedua Wretikandayun.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya