Kisah Ledakan Bom Atom di Hiroshima dan Sosok Bayangan Hitam yang Misterius

Susi Susanti, Jurnalis
Minggu 06 Agustus 2023 08:01 WIB
Bayangan hitam di Hiroshima dan Nagasaki (Foto: Universal History Achive)
Share :

JAKARTA Bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki pada 1945 silam menimbulkan sebuah misteri besar pada masanya, yakni bayangan hitam manusia di tembok.

Bayangan hitam tersebut ditemukan berserakan di trotoar dan bangunan di Hiroshima dan Nagasaki, dua kota terbesar di Jepang. Bayangan tersebut menjadi sejarah bom atom yang diledakkan di masing-masing kota pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Lalu, bagaimana bayangan-bayangan ini bisa muncul?

Michael Hartshorne, pengawas emeritus Museum Nasional Ilmu Pengetahuan dan Sejarah Nuklir di Albuquerque, New Mexico, dan profesor emeritus radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas New Mexico menyebut bahwa bayangan tersebut tercipta karena adanya panas yang kuat.

"Ketika setiap bom meledak, cahaya dan panas yang kuat menyebar dari titik ledakan. Benda-benda dan orang-orang yang berada di jalurnya melindungi benda-benda di belakangnya dengan menyerap cahaya dan energi dan Cahaya di sekitarnya, dan ini memutihkan beton atau batu di sekitar bayangan," jelasnya, seperti dilansir Live Science.

Dengan kata lain, bayangan yang tampak menakutkan itu sesungguhnya adalah tampilan manusia yang ada di dekat trotoar atau bangunan, sebelum terjadi ledakan nuklir. Hanya saja, permukaan lainnya diputihkan, sehingga membuat area yang berwarna secara teratur terlihat seperti bayangan gelap.

Energi intens yang dilepaskan selama ledakan atom adalah hasil dari fisi nuklir. Menurut Atomic Heritage Foundation, hal ini terjadi ketika sebuah neutron menabrak inti atom berat, seperti isotop uranium 235 atau plutonium 239. Selama tabrakan, inti elemen akan terpecah, melepaskan sejumlah besar energi. Tabrakan awal memicu reaksi berantai yang terus berlanjut hingga semua materi induk habis.

"Reaksi berantai terjadi dalam pola pertumbuhan eksponensial yang berlangsung selama satu milidetik atau lebih," jelas asisten profesor studi sains dan teknologi di Stevens Institute of Technology di New Jersey, Alex Wellerstein.

"Reaksi ini memecah sekitar satu triliun, triliun atom dalam periode waktu tersebut sebelum reaksi berhenti," lanjutnya.

Senjata atom yang digunakan dalam serangan tahun 1945 dipicu oleh uranium 235 dan plutonium 239 dan melepaskan sejumlah besar panas dan radiasi gamma gelombang pendek.

Energi mengalir sebagai gelombang elektromagnetik dengan panjang yang berbeda-beda, termasuk gelombang panjang, seperti gelombang radio, dan gelombang pendek, seperti sinar-X dan sinar gamma. Di antara gelombang panjang dan gelombang pendek terdapat panjang gelombang tampak yang mengandung energi yang dilihat oleh mata kita sebagai warna.

Namun, tidak seperti energi dengan gelombang yang lebih panjang, radiasi gamma merusak tubuh manusia karena dapat menembus pakaian dan kulit, menyebabkan radiasi, atau hilangnya elektron, yang merusak jaringan dan DNA.

Radiasi gamma yang dilepaskan oleh bom atom juga berpindah dalam bentuk energi panas yang dapat mencapai 10.000 derajat Fahrenheit (5.538 derajat Celcius). Ketika energi tersebut mengenai sebuah objek, seperti sepeda atau manusia, energi tersebut diserap, melindungi objek yang dilewatinya dan menciptakan efek pemutihan di luar bayangan.

Sekadar informasi, pada 6 Agustus 1945, sebuah bom atom yang dijuluki Little Boy dilepaskan dari ketinggian 1.900 kaki (580 meter) di atas Hiroshima, kota terbesar ketujuh di Jepang. Menurut Asosiasi Nuklir Dunia, ledakan tersebut setara dengan 16.000 ton (14.500 metrik ton) TNT yang meledak, yang mengirimkan denyut energi panas ke seluruh kota.

Ledakkan tersebut meratakan 5 mil persegi (13 kilometer persegi) kota. Hampir seperempat dari populasi Hiroshima meninggal seketika. Seperempat lainnya meninggal karena efek keracunan radiasi dan kanker pada bulan-bulan berikutnya.

Tiga hari setelah ledakan itu, Amerika Serikat meledakkan bom atom kedua, yang dijuluki Fat Man, di atas Nagasaki. Bom plutonium 239 melepaskan ledakan seberat 21.000 ton (19.000 metrik ton) yang menghasilkan pola kehancuran dan kematian yang serupa di seluruh kota.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya