JAKARTA – Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD) yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Setiap prajurit Kopassus memiliki kemampuan khusus, mulai dari bergerak cepat di setiap medan, penembak jitu, pengintaian hingga antiteror.
Untuk menjadi bagian dari satuan Korps Baret Merah ini bukan hal mudah. Mereka harus melewati tahapan yang ekstrem bahkan melebihi batas manusia normal.
Tak heran dengan kemampuan yang dimiliki, Kopassus menjadi satuan yang disegani di dunia. Untuk mengetahui bagaimana latihan seorang prajurit Kopassus, berikut ulasannya:
1. Latihan Dopper
Prajurit Kopassus diharuskan merangkak di atas lumpur dengan jarak tertentu dalam latihan. Saat merangkak, mereka akan dihujani peluru oleh tim pelatih.
Itu dilakukan untuk melatih mental dan fisik mereka sebelum diterjunkan ke pertempuran yang sebenarnya.
Pelatihan ini dapat membantu Kopassus untuk merangkak dengan cepat. Sebab, peluru yang digunakan dalam latihan ini adalah peluru asli yang akan dijatuhkan di dekat badan mereka.
2. Latihan Menyelam
Kopassus dituntut menguasai segala medan. Sebab itu, mereka tetap harus memiliki kemampuan untuk menyelam.
Pada pelatihan ini, prajurit Kopassus harus menyelam di kolam Tribuana yang biasa digunakan oleh Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut.
Kolam tersebut memiliki kedalaman hingga 16 meter. Terdapat sebuah rekor yang diraih oleh seorang penyelam Kopassus, karena ia berhasil bertahan hingga 2 menit 3 detik di kolam Tribuana tanpa menggunakan alat.
3. Latihan Survival
Latihan survival juga dinamakan hell week atau minggu neraka. Pada sesi latihan ini, prajurit akan dilatih secara fisik, mental, dan kekuatan spiritual.
Dengan bekal yang sangat sedikit, mereka harus berusaha bertahan hidup di hutan liar.
Mereka diharuskan mencari makanan dan berhati-hati dalam mendapatkan makanan tersebut. Sebab, mereka wajib bisa membedakan tanaman beracun, berburu hewan liar, dan lain sebagainya dengan alat yang diberikan.
Para prajurit dilepas di hutan pada pagi hari dan harus sampai di titik tujuan sebelum jangka waktu tertentu. Saat pelatihan akan ada instruktur latihan yang berperan sebagai musuh.
Prajurit tertangkap akan dipaksa untuk membocorkan informasi yang diberikan saat awal latihan dengan cara disiksa.
(Arief Setyadi )