JAKARTA - Hingga saat ini, konflik antara Israel - Palestina masih terus berlanjut. Konflik ini menjadi yang terpanjang, dan upaya perdamaian pun dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Sebagai negara dengan konflik berkepanjangan, Israel tengah berada di ambang kehancuran. Hal ini disebabkan oleh perang yang terus terjadi, serta mendapat kecaman dari negara lain.
Israel tengah dikecam internasional, karena dinilai melanggar hak asasi manusia, menjajah, hingga menggusur warga Palestina dari permukiman.
Berikut ini 4 tanda kehancuran Israel yang muncul saat ini:
1. Mengalami Krisis Politik dan Hukum
Israel telah melakukan empat kali pemilihan umum (pemilu), dalam waktu dua tahun terakhir. Sayangnya tidak ada stabilitas dan keefektivan dalam menjalani pemerintahan.
Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, sedang menghadapi tuduhan kasus korupsi. Ia berusaha melemahkan lembaga peradilan dan mengubah undang-undang dasar agar dapat mempertahankan kekuasaannya.
Melansir NBC News, Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, mengatakan bahwa adanya rencana Netanyahu untuk mengancam keamanan nasional Israel. Hal ini menyebabkan kerusakan moral militer dan perpecahan sosial.
2. Konflik dengan Palestina dan Negara Tetangga
Selain mendapat kecaman internasional, Israel juga menghadapi ancaman dari Palestina dan kelompok-kelompok militan yang didukung Iran, seperti Hamas dan Hizbullah.
Dalam kurun waktu satu minggu, Israel dan Palestina saling baku tembak di Tepi Barat.
3. Terpaksa Bernegosiasi Dengan Hamas
Panglima Angkatan Darat Iran, Mayor Jenderal Abdul Rahim Mousavi melihat tanda-tanda kekalahan Israel dari bagaimana zionis terpaksa bernegosiasi dengan Hamas dan menerima persyaratan gencatan senjata.
Hal ini disampaikan Mousavi dalam sebuah Upacara Penghormatan Kepada Mahasiswa Fakultas Perawatan Angkatan Darat. Ia membenarkan tanda-tanda kehancuran dan keruntuhan entitas kependudukan Israel sudah terlihat sepenuhnya.
4. Tantangan Dari Amerika Serikat
Saat ini Israel menghadapi tantangan dari opini publik di Amerika Serikat (AS). Generasi muda dan minoritas lebih bersimpati dengan Palestina, dikarenakan kebijakan Israel yang dianggap tidak sesuai dengan hak asasi manusia.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden, memiliki perspektif berbeda dengan Netanyahu, terkait isu-isu seperti perjanjian nuklir dengan Iran, solusi dua negara, dan hak asasi manusia.
(Rahman Asmardika)