Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dalang Meninggal, Pertunjukan Wayang Bubar

Hari Tri Wasono , Jurnalis-Minggu, 30 Desember 2007 |17:59 WIB
Dalang Meninggal, Pertunjukan Wayang Bubar
A
A
A

KEDIRI - Pertunjukan wayang kulit di halaman Balaikota Kediri, Sabtu (29/12/2007) malam berakhir tragis. Sang dalang, Ki Bondhan Wibatsyuh (60), asal Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, tiba-tiba terjengkang dan meninggal dunia saat memainkan wayang. Ironisnya, peristiwa itu terjadi hanya berselang satu setengah jam setelah pertunjukan dimulai.

Kejadian tragis ini bermula dari digelarnya pertunjukan wayang kulit oleh Pemkot Kediri di halaman Balaikota dalam rangka peluncuran buku sejarah Banjaran Kadhiri. Buku yang mengisahkan sejarah berdirinya Kota Kediri tersebut ditulis sendiri oleh Ki Bondhan Wibatsyuh atau yang memiliki nama asli Prof DR Drs Budi Udjianto MPA.

Setelah melakukan penyerahan buku secara simbolis kepada Pemkot Kediri yang diwakili Wakil Walikota Bambang Edianto, Ki Bondhan memulai pertunjukan wayang dengan lakon Pandhowo Timbul. Tepat pukul 21.00 WIB, ratusan pengunjung yang memadati halaman Balaikota dengan serius mengikuti jalan cerita yang disampaikan Ki Bondhan. Bahkan tak jarang mereka dibuat tertawa terpingkal dengan joke-joke  yang disampaikan sang dalang.

Ketika pertunjukan sudah berjalan satu setengah jam, tiba-tiba Ki Bondhan ambruk terjengkang menimpa tubuh asistennya yang membantu mengambilkan wayang dari dalam kotak. Seketika itu pula suasana di atas panggung menjadi gempar dan seluruh pengrawit (penabuh gamelan) berteriak histeris.

Karena tak kunjung sadar, sejumlah panitia melarikannya ke RS Bayangkara Kediri untuk mendapat pertolongan. Sementara untuk mengendalikan suasana pertunjukan, seorang anggota Satpol PP yang memliki keahlian memainkan wayang mengambil alih kendali. Sayangnya, pertunjukan itupun juga dihentikan setelah mendengar kabar kematian Ki Bondhan di RS Bayangkara. Menurut petugas medis, dia mendapat serangan jantung dan tidak bisa diselamatkan.

"Sebelum ambruk, dia sempat menengok kanan kiri dulu. Mungkin mau pamitan dengan rekan-rekan dan istrinya yang ikut menonton pertunjukan," ujar Isbat Purbocarito, salah seorang rekannya sesama seniman yang turut mendampingi selama pertunjukan berlangsung.

Untuk menghormati almarhum, panitia memutuskan tidak melanjutkan acara tersebut. Bahkan seluruh kru pertunjukan dan pejabat Pemkot langsung ke rumah korban untuk mengantarkan jenasah dari rumah sakit.

Mantan Sekretaris Kota Kediri, Muhammad Zaini yang malam itu turut hadir mengaku kaget dengan peristiwa tersebut. Apalagi sebelumnya korban tidak terlihat sedang menderita sakit atau kecapekan. Bahkan beberapa kali Zaini dan Bondhan yang sama-sama menyukai seni terlihat sering berdiskusi sebelum pertunjukan berlangsung.

"Saya sendiri kaget karena selama ini beliau sering berdiskusi tentang kesenian dengan saya. Tidak ada tanda-tanda sakit atau keluhan apapun hingga pertunjukan dimulai," ujarnya di rumah duka.

Zaini juga mengaku prihatin dengan kepergian almarhum di saat peluncuran buku sejarah yang ditunggu masyarakat Kediri. Sebagai seniman sekaligus pendidik, Ki Bondhan termasuk salah satu tokoh panutan di Kota Kediri. Karena itu bertepatan dengan pergantian tahun 2008 ini, dia telah bersusah payah menyusun sebuah buku tentang sejarah Kediri berdasarkan penelitian yang dilakukannya sendiri.

(M Budi Santosa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement