JAKARTA - Wacana penyematan gelar pahlawan bagi mantan Presiden Soeharto pada hari pahlawan 10 November 2009 ditolak keras anggota DPR Komisi III Eva Kusuma Sundari.
Menurut politisi dari PDIP ini, tidak ada alasan yang kuat untuk membuat Soeharto dapat diberikan gelar sebagai pahlawan nasional.
Follow Berita Okezone di Google News
"Saya tidak setuju karena intinya ada reformasi karena ingin menggulingkan Soeharto yang KKN. sekarnag kalau dikasih gelar pahlawan dasarnya apa, karena reformasi saja belum selesai, belum genap," tukas Sundari di Gedung DPR, Jakarta, Senin (31/8/2009).
Sundari menilai usulan penyematan gelar pahlawan bagi Soeharto tersebut hanya sengaja digulirkan dari para pendukung setia Soeharto.
"Saya tidak mengerti kriteriannya apa sih, yang dipilih dari dia.paling ini hanya mainan orang-orangnya dia saja," katanya.
Badan Pembina Pahlawan Pusat (BPPP) kini tengah menggelar persidangan guna memutuskan apakah mantan Presiden Soeharto layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional atau tidak.
Persidangan telah dimulai sejak beberapa waktu lalu dan masih akan terus berlanjut hingga menjelang akhir masa pengumuman, yaitu pada 10 November mendatang. Sehingga ada kemungkinan Pak Harto sudah menggondol gelar Pahlawan Nasional pada tahun ini.
Pihak yang mengajukan usulan itu adalah elemen masyarakat Surakarta. Sebelumnya sudah ada seminar akademis yang digelar di Kota Surakarta dan meminta ada pemberian gelar pahlawan nasional bagi Pak Harto. Seminar akademis merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Untuk tahun ini sudah ada 35 pihak yang mengajukan gelar kepahlawanan bagi orang yang dinilai berjasa bagi bangsa dan negara. Namun, dari jumlah itu, hanya 22 saja yang lolos seleksi administrasi, termasuk Soeharto.
Tercatat sejak tahun 1959 hingga 2008, BPPP telah meloloskan 144 gelar Pahlawan Nasional. Biasanya hanya empat orang saja yang dapat gelar Pahlawan Nasional setiap tahunnya.Â
(fit)
