WASHINGTON โ Sebanyak 2.000 mahasiswa Libya yang kuliah di Amerika Serikat (AS) terancam berhenti kuliah karena kehilangan sokongan dana pascapembekuan aset Libya oleh pemerintah AS.
Pada Maret, AS dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membekukan aset milik Libya sebesar USD30 miliar atau setara dengan Rp257,7 triliun lebih, pascakonflik politik di negara pimpinan Moamar Kadafi tersebut.
Salah satu mahasiswa Libya yang kuliah di AS adalah Abdalhamid Alkar. Dia merupakan satu dari 40 mahasiswa Libya yang kuliah di Washington State University (WSU) di Pullman. โIni adalah masalah besar. Kami tidak memiliki cara untuk mendukung kehidupan di sini,โ jelasnya seperti dikutip dari Huffingtonpost, Senin (16/5/2011).
Pasalnya, visa pelajar melarang para siswa untuk bekerja. Jika mereka tidak memiliki uang dan tidak mendapat dukungan dana, kuliah mereka terancam berhenti. Menurut juru bicara WSU Darin Watkins, berbagai kelompok di Washington State University berusaha menggalang dana untuk membantu mahasiswa Libya.
Perwakilan Biro Pendidikan Internasional Kanada (CBIE), yang tugasnya mendistribusikan dana pendidikan di AS dan Kanada, Jennifer Humphries mengaku, sedang membicarakan hal ini. Diharapkan, ini akan membebaskan pembekuan aset sehingga beban mahasiswa dapat ditutupi.
CBIE telah mengirimkan surat kepada para mahasiswa Libya tentang kondisi mereka yang kehabisan dana. โAdalah penting bagi CBIE untuk menyiapkan skenario jika kami tidak menerima dana baru pada 31 Mei. Karena itu, kami sedang mencari cara untuk membayar premi asuransi kesehatan dan tunjangan bulanan untuk Juni,โ jelas CBIE.
Direktur Mahasiswa Internasional dan Beasiswa WSU, Candace Chenoweth menyatakan, pemimpin WSU sedang melakukan pertemuan dengan mahasiswa untuk membahas pilihan hukum yang memungkinkan mereka tetap di AS, jika pendanaan masih beku.
(rfa)