CIREBON – Perubahan status Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon dari perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) molor akibat ketersediaan lahan.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengakui, dari 30 hektare (ha) lahan yang disyaratkan, hingga kini baru tersedia 18 ha di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Sementara sisanya 12 ha belum dapat dibebaskan akibat harga yang ditetapkan dianggap terlalu tinggi. "Perubahan status Unswagati menjadi PTN dijadwalkan 2010. Tapi terpaksa mundur karena dari 30 ha lahan yang disyaratkan, masih ada 12 ha lahan yang belum dibebaskan karena tingginya harga yang ditawarkan," ujarnya saat ke Keraton Kasepuhan Cirebon, kemarin.
Follow Berita Okezone di Google News
Namun begitu, dia berjanji akan mengalokasikan dana untuk pembebasan lahan tersebut. Diperkirakan tahun ini pembebasan lahan dapat dituntaskan. Menurut dia, Pemprov mengalokasikan Rp20 miliar untuk pembebasan lahan tersebut. Sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kata dia, sudah menegaskan berkali-kali bahwa perubahan status Unswagati bakal langsung ditandatangani begitu lahan 30 ha tersedia.
Warga yang memiliki lahan di lokasi pendirian PTN di Kecamatan Harjamukti, Ramli Simanjutak, mengatakan, bakal melepaskan lahannya seluas sekitar 4 ha jika harganya Rp150 ribu per meter. Selama ini, panitia pembebasan lahan hanya mau membeli tanahnya Rp80 ribu per meter. (erika lia/koran si)
(rfa)