JAKARTA - Pada kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional beberapa waktu lalu, kapal cepat tak berawak milik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya berhasil menyabet predikat Best Design. Mereka juga unggul dan menjuarai kategori remote control.
Kemenangan ini dipersembahkan oleh tiga mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, Arya Javendra Satriananda, Bagus Gelis Pratama Putra dan Alfi Hidayat. Ketiganya mengikuti dua dari tiga kategori yang dilombakan dalam kontes perdana di Universitas Diponegoro (Undip) tersebut, yakni kategori autonomus (berjalan otomatis) dan remote control. Sedangkan satu kategori lainnya adalah kapal berbahan bakar minyak.
Follow Berita Okezone di Google News
Ketua tim kontingen ITS, Arya Javendra Satriananda, mengungkap, timnya hanya memiliki waktu sekira dua bulan untuk mempersiapkan kapal jagoan mereka, Barunastra. Waktu yang sangat singkat ini mereka gunakan untuk merancang konsep kapal, membuat proposal pendaftaran, dan mengerjakan prototype kapal. Meski terbilang kilat, Arya mengklaim, hasil kerja mereka sangat memuaskan.
Hal ini diamini Bagus Gelis. Dia mengklaim, penampilan Barunastra selalu maksimal. Pada tes kecepatan, Barunastra berhasil mencatatkan waktu 14,29 detik. Pesaing terdekat mereka hanya mampu membukukan waktu 40,54 detik.
"Kami juga mendapatkan poin sempurna tanpa pinalti saat tes manuver. Barunastra sukses melewati semua rintangan yang disediakan panitia," ujar Bagus, seperti dikutip dari ITS Online, Selasa (6/11/2012).
Barunastra juga unggul dalam penilaian kerjasama tim dan desain. Predikat terbaik pun disematkan pada Barunastra dalam dua poin tersebut. Desain kapal yang orisinil, diakui Alfi, menjadi kelebihan tim Barunastra. Tim ini memang mendesain purwarupa mereka dari nol, sementara para pesaing mereka mengambil desain dari internet.
Tidak hanya pada desain, Barunastra juga dibuat dengan bahan-bahan terbaik. Jenis kayu Balsa yang mereka pilih misalnya, lebih ringan dari jenis kayu lainnya. Konstruksi kapal mereka perkuat dengan lapisan fiber.
Berbekal pengetahuan yang didapatkan sebagai mahasiswa Teknik Perkapalan, tiga sekawan ini mengaplikasikan perhitungan yang presis pada prototipe kapal mereka. Tidak heran, sifat-sifat prototipe Barunastra tampak menyerupai kapal sungguhan. Misalnya dalam hal mereduksi terjangan ombak yang dapat menghambat laju kapal.
"Lokasi perlombaan yang berada di laut lepas memiliki potensi ombak cukup besar yang dapat menghambat laju kapal. Namun, karena sudah diperhitungkan sejak awal, hambatan tersebut tidak terlalu berpengaruh," ungkap Arya.
(rfa)
