Beragam tanggapan dilontarkan para mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang hadir dalam kegiatan yang digelar Ikatan Alumni (IKA) ITS terkait nasib para insinyur di Indonesia. Salah satunya adalah Tian, mahasiswa semester lima Jurusan Teknik Kelautan. Dia mengungkapkan, insinyur di Indonesia mungkin berkurang tetapi jumlah sarjana teknik cukup banyak.
Â
Follow Berita Okezone di Google News
"Dulu orang teknik memiliki gelar insinyur. Namun saat gelar insinyur di Indonesia diganti sarjana, orang yang dulu membayangkan menjadi insinyur berubah haluan ke bidang lain. Mungkin karena jumlah institut teknik sedikit, jadi output insinyur pun tidak sebanyak sarjana lainnya," ujar Tian kepada Okezone di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2012).
Â
Pendapat berbeda dilontarkan oleh mahasiswa Jurusan Statistika ITS, Arinda. Menurutnya, jumlah insinyur di Indonesia berkurang karena penghargaan terhadap insinyur kurang. Bahkan, profesi insinyur tidak disahkan dalam Undang-Undang (UU).
Â
"Banyak calon insinyur yang berkompeten di Indonesia, termasuk mahasiswa yang hadir di sini. Sayang sekali apabila para calon insinyur ini membaktikan jasanya di luar negeri karena profesinya kurang dihargai di negeri sendiri," tutur Arinda.
Â
Seminar bertema Meningkatkan Daya Saing Bisnis dan Industri Nasional untuk Kedaulatan Ekonomi Bangsa itu merupakan besutan Ikatan Alumni (IKA) ITS. Sejumlah para alumni dari berbagai jurusan dan angkatan tampak memenuhi ruangan acara. Tidak hanya alumni, terdapat sekira 200 mahasiswa ITS yang melalui proses seleksi terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
(mrg)