JAKARTA - Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 akan dilakukan melalui satu pintu yang dulu dikenal sebagai jalur undangan. Tidak jauh berbeda dengan jalur undangan, sistem SNMPTN tahun depan pun akan memakai pola tanpa ujian.
Menurut Ketua SNMPTN 2013 Akhmaloka, tahun lalu, kuota jalur undangan SNMPTN untuk tiap sekolah ditentukan melalui akreditasi yang mereka miliki. Sekolah dengan akreditasi A bisa mendaftarkan 50 persen siswa dengan nilai terbaik dan konsisten di semester tiga, empat, dan lima. Sekolah dengan akreditasi B mendapat kuota 30 persen, dan sekolah berakreditasi C dapat mendaftarkan 15 persen siswanya. Sementara sekolah lain di luar kareditasi tersebut hanya mendapat jatah lima persen.
Follow Berita Okezone di Google News
Kali ini, kata Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, semua siswa dari sekolah mana pun dapat mengikuti SNMPTN 2013. "Akreditasi tidak lagi menentukan jumlah siswa yang boleh mendaftar. Bahkan siswa dari sekolah yang tidak terakreditasi sekali pun bisa mengikuti seleksi," kata Akhmaloka dalam acara Launching SNMPTN 2013 di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, tadi malam.
Penyeleksian, kata Akhmaloka, akan dilakukan dengan melihat hasil rapor siswa sejak semester satu dan mempertimbangkan nilai ujian nasional.
Pola ini pun diterima oleh pimpinan 61 PTN yang mengikuti SNMPTN 2013. Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto menyatakan, SNMPTN kali ini bukan masalah lulus atau tidak lulus, melainkan diterima atau tidaknya seorang siswa lulusan SMA/sederajat di PTN yang dipilihnya.
"Selain itu, panitia SNMPTN pun sudah memiliki pola penyeleksian tersendiri sehingga semua siswa akan mendapat kesempatan yang sama," ujarnya.
Pada SNMPTN 2012, hanya 53.401 siswa yang diterima melalui jalur undangan, sementara yang mendaftar jalur ini adalah 236.811 siswa. Bersama-sama jalur ujian tulis, tahun lalu pemerintah menyediakan 171.634 kursi di PTN seluruh Indonesia. Sedangkan pagu utama jumlah siswa yang akan diterima 61 PTN tahun depan adalah 150 ribu.
(rfa)