JAKARTA - Data Pusat Penelitian dan Pengembangan Informasi (Puslitfo) BNP2TKI menyebutkan jumlah TKI asal Indramayu, Jawa Barat, yang berangkat ke luar negeri selama tiga tahun berturut-turut sebanyak 80.015, yaitu 2011 (29.966 orang), kemudian 2012 (28.524 orang), dan pada 2013 (21.525 orang).
Â
Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat menyatakan Indramayu merupakan kantong terbesar TKI di Jawa Barat yang tersebar di Asia Pasifik, khususnya Taiwan dan sebagian kawasan Timur Tengah.
Follow Berita Okezone di Google News
Â
Dia berharap potensi besar ini bisa berdampak langsung terhadap kesejahteraan TKI dan keluarganya, karena secara umum para buruh migran memiliki hasrat luar biasa ke arah mengubah kehidupan sosial ekonomi keluarganya menjadi lebih baik.
Â
Karena itu, keberadaan para TKI yang kemudian mengembangkan potensi ekonomi ke dalam bentuk usaha bersama ataupun perorangan, diharapkan semakin gigih menata kegiatannya, sehingga dapat mencapai sukses dan sekaligus contoh keberhasilan bagi masyarakat sekitar.
Â
"TKI mempunyai potensi sangat besar untuk berubah dan menciptakan kesuksesan, mengingat selama bekerja di luar negeri mereka berjuang demi kemartabatan diri dan keluarganya dengan berbagai keberhasilan yang diraih," kata Jumhur melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Â
Jumhur sendiri menyempatkan datang ke Desa Gelarmendala, Balongan, Indramayu, Jawa Barat untuk meresmikan kelompok usaha ternak mantan TKI tangguh berupa penggemukan kambing dengan nama Griya Embek. Usaha itu dipelopori para keluarga TKI bekerjasama International Organization for Migration (IOM), lembaga dunia dengan fokus pemberdayaan, edukasi, dan pendampingan permasalahan TKI.
Â
Terkait program ini, IOM menggandeng Garda Buruh Migran Indonesia sebagai pihak yang dipercaya melakukan pendampingan usaha. Sementara itu, kegiatan Griya Embek telah berjalan selama tiga bulan dengan mengelola 32 ekor kambing dari 100 yang direncanakan pada tahun ini.
Â
Jumhur pada kesempatan itu juga mengundang unsur perbankan, dan mengharapkan perhatian serius jaringan lembaga keuangan dalam melayani pengembangan usaha TKI, termasuk memberi kemudahan penyaluran fasilitas kredit untuk usaha keluarga TKI.
Â
Menurut Jumhur, semua elemen pelayan rakyat di antaranya pemerintah pusat, daerah, serta elemen pendukung pemberdayaan ekonomi harus berkiblat pada agenda pemartabatan ekonomi masyarakat kecil seperti TKI, oleh karena besarnya potensi maupun peluang usaha di lingkungan keluarga TKI.
Â
"Tanpa bantuan pemerintah atau dari kalangan lain yang dapat mewujudkan hasrat berusaha TKI, maka kemajuan kehidupan TKI bisa terabaikan akibat ketidakpedulian kita semua," ujar Jumhur.
(ful)