CIREBON - Seorang pengusaha batik asal Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Ibnu Riyanto, mencatatkan namanya sebagai pemrakarsa pembuat stempel atau cap batik terbesar oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).
Stempel batik yang dibuat pria yang juga pemilik Pusat Grosir Batik Trusmi itu berukuran 3x2 meter persegi dan berbobot sekira 200 kilogram. Motif batik yang dia buat adalah mega mendung.
Follow Berita Okezone di Google News
Piagam rekor diberikan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat puncak acara Karnaval Batik Trusmi, Rabu 1 Oktober 2014 malam di depan Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi.
Penganugerahan dihadiri Senior Manager MURI Paulus Pangka dan disaksikan Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno dan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra. Acara karnaval sendiri digelar dalam rangka Hari Batik Nasional dan HUT Kota Cirebon Ke-645.
“Kami sengaja memilih mega mendung sebagai motif pada stempelnya karena lebih familiar dibanding motif lain. Secara nasional, mega mendung lebih dikenal sebagai ikon batik Trusmi Cirebon,” jelas Ibnu.
Sementara itu Deddy Mizwar menuturkan, penghargaan itu telah mengangkat batik Cirebon, khususnya Trusmi, ke tingkatan yang lebih tinggi. Deddy menyebutkan, secara umum Jabar memiliki ragam batik dengan keunikan masing-masing.
“Saya mengajak masyarakat Jabar setia menggunakan produk kerajinan Jabar. Begitu pun perajin Jabar, jangan berhenti berinovasi dan meningkatkan kreativitasnya untuk menghasilkan karya,” tuturnya.
Ini bukan rekor MURI pertama yang diterima Ibnu. Pada Maret 2013, dia mendapat rekor sebagai pemilik toko batik terluas yakni 4.840 meter persegi di usia termuda, 22 tahun, 4 bulan, 11 hari.
(ton)