Hingga pada akhirnya pada 25 Juli 1950, komandan terakhir KNIL pengganti Letjen Simon Spoor yang meninggal, Letjen Dirk Cornelis Buurman van Vreeden, menyerahkan markas besar KNIL pada Kolonel A.H. Nasution selaku Kepala Staf Angkatan Darat dan pada 26 Juli 1950 tepat pada pukul 00.00, KNIL dibubarkan.
Adapun sisa-sisa personel KNIL, sesuai hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), diberi pilihan untuk meleburkan diri ke APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat), atau ke Koninklijke Landmaact (AD Belanda).
Sekira 60 ribu eks-KNIL yang pilih meleburkan diri ke APRIS, diharuskan diterima dengan pangkat yang sama. Sementara sekira lima ribu personel KNIL asal Ambon, memilih ikut dibawa pulang ke Belanda. (awl)
(Susi Fatimah)