BENGKULU - Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah berusia 70 tahun, tentunya tidak terlepas dari sosok perempuan asal Provinsi Bengkulu. Siapa dia? Dia adalah Fatmawati, ibu negara dari Presiden pertama RI, Soekarno.
Tidak dimungkiri lagi, Fatmawati lah wanita yang menjahit bendera sang saka merah putih untuk dikibarkan pasca-pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Hingga saat ini, mesin jahit tangan yang menghasilkan Sang Saka Merah Putih tersebut masih tersimpan dengan baik di rumah asal Fatmawati yang beralamat di Jalan Fatmawati, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Mesin jahit tangan itu bermerek 'Singer' buatan tahun 1941 dan terdapat dalam ruang berukuran sekira 3x4 meter, berikut dengan kursi untuk duduk Fatmawati saat menjahit bendera Merah Putih.
Saat memasuki rumah panggung khas adat Bengkulu yang terbuat dari kayu meranti merah ini, di depan pintu masuk sudah terlihat jelas dua lukisan berukuran cukup besar, lukisa Presiden Pertama Soekarno di sisi kiri dan lukisan Ibu Negara Fatmawati di sisi kanan.
Di bagian ruang tamu juga masih terpajang satu set meja dan kursi tamu yang masih asli, dua set pakaian kebaya panjang, serta foto-foto Soekarno dan Fatmawati yang terpajang di dinding rumah.
Tidak hanya itu, koleksi lainnya yang masih tersimpan rapi di rumah berukuran sekira 10x20 meter ini, berupa tulisan lagu ciptaan Fatmawati, tulisan Soekarno serta satu buah tulisan surat. Selain itu, koleksi peninggalan Fatmawati masih tersimpannya satu buah lemari pakaian, lampu gantung,
"Peninggalan Ibu Negara Pertama Indonesia, masih ada di sini. Foto ada sekira 36 buah, mesin jahit bendera merah putih, meja dan kursi tamu satu set, pakaian kebaya, lukisan, tulisan tangan Soekarno dan Fatmawati dan lainnya,'' kata penjaga rumah Fatmawati, Marwan Amanadin (66), saat ditemui Okezone.
Marwan menceritakan, Fatmawati lahir di Bengkulu, 23 Februari 1923, yang mana Fatmawati merupakan putri tunggal dari pasangan Hasan Din dan Siti Khadijah. Saat Soekrano diasingkan di Bengkulu, sekira tahun 1943 dirinya menikahi Fatmawati.
Dari pernikahan tersebut dikaruniai lima orang anak, yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
''Setahu saya, Ibu Fatmawati itu orangnya penurut, tidak banyak tingkah, patuh terhadap orangtua. Ayah-ibu Fatmawati adalah salah satu tokoh Muhammadiyah di Bengkulu,'' kisah Marwan, yang merupakan sepupu dari Fatmawati.
(Randy Wirayudha)