JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menduga, aksi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang melaporkan rekaman pembahasan perpanjangan kontrak PT Freepot ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI adalah kedok untuk menghindari reshuffle.
"Bisa diterima akal karena menteri ini kan termasuk jabatan politik. Bahwa perilaku, kebijakan, pernyataan menteri bisa saja terkait dengan politik termasuk isu (agar tidak terkena) reshuffle," ujarnya, Rabu (25/11/2015).
Emrus mengatakan, dirinya tak heran jika suatu saat terbukti bahwa aksi Sudirman itu hanya salah satu taktik untuk menghindari reshuffle. Selain itu, jika terbukti semua tudingan Sudirman terkait rekaman tersebut tidak terbukti, maka kredibilitasnya sebagai Menteri ESDM akan tercederai.
"Kalau memang benar ada agenda di balik itu, ya politik seperti itu. Tidak bisa dipinggirkan bahwa menteri itu jabatan politik. Kalau ternyata tidak benar, kredibilitas SS (Sudirman Said) akan dipertanyakan orang," ucapnya.
Emrus menambahkan, selama ini Sudirman tidak produktif sebagai menteri. Sebagai contoh, harga bahan minyak dunia yang tengah turun ternyata tak dibarengi dengan harga barel per minyak.
"Kelemahan SS (Sudirman), harga bahan minyak dunia kan lagi turun sekarang, tapi harga barel per minyak tidak diturunkan sesegera itu. Sementara giliran minyak dunia naik, kita juga naik cepat sekali. Tapi kalau sedang turun tidak diturunkan cepat-cepat," pungkasnya.
(Abu Sahma Pane)