DEN HAAG - Petugas keamanan di Pengadilan Kejahatan Perang PBB menerima permintaan luar biasa dari presiden pengadilan. Mereka ditugaskan untuk menangkap Florence Hartmann, wartawan Prancis yang saat itu berada di luar gerbang pengadilan bersama orang-orang yang selamat dari perang Bosnia.
Penangkapan tersebut terjadi pada Kamis 24 Maret 2016 sebelum vonis genosida terhadap Radovan Karadzic, mantan pemimpin Serbia Bosnia diputuskan.
Para petugas berhasil menahan Hartmann dengan bantuan polisi Belanda. Para korban yang selamat dari perang Bosnia pun telah berusaha untuk melindungi wartawan Negeri Mode tersebut, namun usaha mereka mendapat perlawanan dari polisi Belanda.
Sejak saat itu, mantan koresponden media Le Monde tersebut ditahan selama tujuh hari di penjara pengadilan yang terletak di tepi Den Haag, Belanda. Penahanan tersebut dilakukan untuk melayani hukuman yang tertunda atas tuduhan menghina keyakinan pengadilan pada 2009.
“Hartmann sekarang berada di ruang isolasi dan ia tidak dapat berbaur baik dengan tersangka kejahatan perang maupun dengan narapidana lain,” kata sang pengacara, Guenael Mettraux, dilansir dari The New York Times, Senin (28/3/2016).
Dalam penjaranya, Hartman diawasi ketat untuk mencegah dia bunuh diri. Pengawasan tersebut dilakukan dengan menyalakan lampu selama 24 jam sehingga petugas dapat memeriksanya setiap 15 menit.
“Saya tidak mengerti mengapa seorang wartawan diperlakukan dengan cara seperti itu, sedangkan prosedur tersebut merupakan standar pengawasan bagi para penjahat perang,” tukas Mettraux.