Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tradisi Mengemis Warga Dusun Muntigunung Bali yang Sulit Hilang

Raiza Andini , Jurnalis-Jum'at, 29 Juli 2016 |11:26 WIB
Tradisi Mengemis Warga Dusun Muntigunung Bali yang Sulit Hilang
foto: okezone
A
A
A

KARANGASEM - Pekerjaan meminta-minta atau mengemis seakan menjadi tradisi bagi sebagian kecil masyarakat di Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem. Dusun kecil yang memiliki jarak tempuh 90 kilometer dari Denpasar, Bali memang cukup melelahkan untuk bisa sampai ke kampung tersebut.

Okezone.com mencoba menyusur kampung tersebut. Dalam perjalanan yang cukup melelahkan akan terobati lantaran kanan kiri jalan terbentang hamparan pemandangan indah. Dusun Muntigunung, terletak di bawah kaki gunung Batur dan Bukit Abang, Karangasem.

Di dusun tersebut terkenal dengan masyarakatnya yang berprofesi sebagai gelandangan dan pengemis di kota besar seperti Denpasar dan Badung. Padahal, sebelumnya mereka merupakan pekerja keras yang menjual hasil taninya ke desa tetangga seperti Gianyar.

Namun, akibat adanya para pendatang dari Desa Gelgel sejak zaman trah dalem, kerajaan Taman Bali, Bangli mereka akhirnya menjadi peminta-minta sebab banyak orang yang merasa iba.

Meski banyak penduduk Dusun Muntigunung yang mengenyam pendidikan setara sarjana namun hal tersebut tidak mengubah citra Dusun Muntigunung sebagai kampung Gepeng alias gelandangan dan pengemis.

"Yang mulai terlihat itu sejak tahun 70an, orang-orang pendatang dari Gelgel, berdiam di Muntigunung kebanyakan gepeng. Karena sejak dulu mereka dididik untuk meminta-minta," terang Perbekel Desa Tianyar Barat, I Gede Agung Pasrisak Juliawan ketika berbincang dengan Okezone di Dusun Muntigunung, Tianyar Barat, Kubu, Karangasem, Kamis (28/7/2016).

Dusun Muntigunung memiliki area yang cukup luas hingga perbatasan Gianyar, Gel-gel. Dari arah barat seluas empat kilometer sedangkan dari arah timur mencapai lima kilometer yang berada tepat di bawah kaki gunung batur.

Meski memiliki luas wilayah, mayoritas tanah di Muntigunung sukar untuk dijadikan lahan bercocoktanam. Sebab, di dusun tersebut sangat jarang mata air, hingga warganya harus mencari ke wilayah bawah Muntigunung untuk makan dan minum.

"Di sana sangat kering, gersang, walaupun terlihat subur tanahnya. Mereka sering beli air ke bawah, banyak orang susah di sana. Makanya banyak yang jadi gepeng untuk mendapatkan uang membeli air dan makan," tambahnya.

Pasrisak menuturkan bahwa keterbatasan infrastruktur menjadi faktor utama, warga Muntigunung menjadi Gepeng. "Jangankan lapangan kerja, akses jalanpun sulit di sana, ada kesempatan ke kota besar jadi mereka pengemis," tandasnya.

(Amril Amarullah (Okezone))

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement