MEDAN - Arista Br. Purba, ibu dari IAH (18), tersangka teror bom dan penyerangan di Gereja Katolik Stasi St. Yosep, Jalan Dr. Mansur Medan pada 28 Agustus 2016 kemarin, bercerita soal ketertarikan IAH pada teknologi yang sudah berlangsung sejak lama.
Ketertarikan IAH terhadap teknologi juga sudah terlihat sejak alumnus SMA Negeri 4 Medan itu masih kecil. Ia bahkan pernah menyebutkan cita-citanya untuk membuat roket dan menciptakan robot.
"Sejak kecil dia suka main robot-robotan dan yang berbau teknologi. Termasuk membuat roket. Itu juga kenapa dia suka pelajaran fisika," kata Arista, Kamis (1/9/2016).
“Kalau sekarang, dia suka main game dari handphonenya. Dia juga suka main basket. Biasanya dia main basket di halaman rumah,”tambahnya.
Arista juga mengaku sempat berkeinginan agar anak bungsunya itu melanjutkan kuliah di bidang teknologi atau elektronika. Namun IAH menolak karena ia merasa ada gangguan di matanya.
"Akibat ganguan matanya itu, prestasinya menurun waktu di sekolah. Kelas III SMA waktu itu. Itu juga yang membuat dia belum mau kuliah. Dia sudah meminta saya untuk mengobati matanya," sebut Arista sambil tersedu.
(wal)