SELAIN terjadi pada Sabtu 17 September, bom yang ditemukan di New Jersey dan New York sama-sama berupa bom waktu rakitan. Meskipun terjadi di tempat terpisah, faktanya tiga bom yang ditemukan di New Jersey dan dua perangkat serupa yang ditemukan di New York, menggunakan ponsel lipat sebagai pengontrol jarak jauhnya.
Otoritas setempat hingga saat ini belum dapat memastikan apakah kemiripan-kemiripan taktik yang dipakai pelaku pengeboman di New York dan New Jersey ini memang ada sangkut pautnya. Namun semua ponsel yang digunakan dipastikan memiliki rancangan yang tak jauh berbeda.
“Kami belum menemukan apa pun (terkait hubungan antarkedua lokasi ledakan). Kami pikir ada puzzle yang harus diselesaikan di jalan sekarang ini. Apa kami pikir mereka ada hubungannya? Ya, kami perlu mengarahkan dugaan ke sana, tetapi sekarang kami belum bisa memastikannya,” ujar Kepala Penyelidikan New York, Robert Boyce. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Senin (19/9/2016).
Hal senada juga diutarakan Wali Kota New York Bill de Blasio. “Kami belum memiliki bukti spesifik yang menghubungkan kedua kasus, tetapi kami akan mempertimbangkannya. Kami terbuka untuk kemungkinan apa pun,” tegasnya.
Tiga dari lima bom yang ditemukan di New York diketahui gagal diledakkan. Namun semuanya disertai ponsel lipat yang serupa. Sebuah bom berbentuk panci masak juga terdapat ponsel lipat di dalamnya. Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan kemudian bahwa alat ledak tersebut mirip dengan yang meledak di kawasan tetangga Manhattan, yakni di Chelsea, New York.
Sementara itu, perangkat yang ditemukan di New Jersey mengandung bubuk hitam peledak yang mudah didapat. Residu bahan peledak itu biasanya adalah Tannerita yang umum digunakan dalam latihan-latihan menembak dan dapat juga diperoleh dari toko-toko barang olahraga.
Bahan ini dilaporkan terkandung pada bom di Manhattan. Namun pada sisa ledakan bom di New Jersey, bubuk hitam yang tercecer bukan merek tannerite.
Ledakan di New York diketahui telah melukai 29 orang. Penyelidikan masih terus dilakukan untuk mencari pelaku dan motifnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(rfa)