MEDAN - Sekelompok penarik becak bermotor (betor) terlibat bentrok dengan sejumlah pengemudi ojek berbasis aplikasi daring (online) di sekitar areal Stasiun Besar Kereta Api Medan, Rabu (22/2/2017).
Bentrokan merupakan buntut dari aksi sweeping yang dilakukan penarik betor terhadap seluruh pengendara transportasi
Informasi yang dihimpun sebelum bentrokan terjadi, salah seorang pengemudi ojek online sempat diintimidasi oleh sejumlah penarik betor. Ia diminta tidak mengambil penumpang karena aktivitas ojek online telah dinyatakan ilegal oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Helm sang pengendara ojek online juga dirampas dan dihancurkan para penarik becak.
"Kita sudah peringatkan mereka untuk berhenti beroperasi. Mereka ilegal. Kita tidak takut menertibkan mereka. Seperti yang disebut saat demo kami kemarin. Kami siap berdarah-darah," ujar Aprin (44), penarik betor.
Sang pengendara ojek online ternyata tidak terima dengan aksi intimidasi tersebut. Setelah dilepaskan oleh para penarik betor, sang pengemudi ojek online kemudian menghubungi sejumlah rekannya sesama pengendara ojek online untuk menyerang balik. Bentrokan pun tak terhindarkan.
"Kita atas nama solidaritas saja bang. Begitu dapat informasi dari WhatsApp bahwa ada kawan kita diserang, ya kita bantu. Sama-sama cari makan kok ribut," sebut Hendra salah seorang pengendara ojek online.