SEOUL – Debat kandidat calon Presiden (Capres) Korea Selatan (Korsel) berlangsung cukup sengit. Kelima kontestan saling mengutarakan pandangan serta kebijakan diplomatik yang akan diambil terkait isu Korea Utara (Korut).
Calon terkuat, Moon Jae-in mengatakan, Korsel pertama-tama harus berdiskusi serta berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu terkait provokasi terus menerus dari Korea Utara. Diskusi dan koordinasi sangat penting untuk menyatakan posisi Korsel sesungguhnya.
Kandidat dari Partai Kebebasan Korea, Hong Joon-pyo, lebih memilih untuk menekan China. “Jika China dapat menghalangi provokasi Korut, saya pikir AS tidak akan melakukan serangan,” ujar Joon-pyo, seperti dimuat Yonhap, Jumat (21/4/2017).
“Penting untuk membuat AS paham bahwa kita harus menjadi pemain utama dan menentukan sendiri nasib Republik Korea. Dengan China, kita harus meningkatkan upaya diplomatik agar mereka terlibat secara aktif dalam menjatuhkan sanksi terhadap Korut,” tutur kandidat dari Partai Rakyat, Ahn Cheol-soo.
Satu-satunya kandidat perempuan, Sim Sang-jeung menyatakan, Korsel harus berperan sebagai mediator agar AS dan China dapat menjaga prinsip perdamaian di Semenanjung Korea. Ia juga akan mendorong Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un ke meja perundingan agar mengurangi program nuklir serta mempercepat denuklirisasi.
Sementara kandidat dari Partai Bareun yang beraliran konservatif, Yoo Seong-min, mengambil pendekatan berbeda. Kendati sepakat harus menekan China dengan bantuan AS, ia tetap membuka kemungkinan serangan pre-emptive ke Korut sebagai langkah pertahanan diri.
Yoo dan Hong sama-sama menuduh Moon Jae-in sedang menjilat Korut dengan pendekatan yang akan diambilnya. Yoo mengutarakan tuduhan bahwa staf kepresidenan Korsel pada 2007 sempat abstain dalam resolusi PBB terkait pelanggaran HAM Korut. Patut diketahui, Moon Jae-in sempat menjadi staf bagi mendiang mantan Presiden Roh Moo-hyun.
Moon Jae-in tidak ambil pusing dengan tuduhan keduanya. Sebab, Yoo Seong-min dan Hong Joon-pyo diprediksi tidak akan menjadi lawan yang kuat bagi dirinya. Moon Jae-in sendiri diproyeksikan meraih 40% suara yang disusul rival terkuatnya, Ahn Cheol-soo dengan 37% suara dalam pemilihan presiden (Pilpres) yang akan berlangsung 9 Mei mendatang.
Follow Berita Okezone di Google News
(war)