SEOUL – Calon Presiden Korea Selatan (Korsel) Ahn Cheol-soo berjanji untuk menghidupkan kembali perundingan enam negara untuk memastikan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Perundingan yang melibatkan Korsel, Korea Utara (Korut), China, Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Rusia, dibatalkan setelah Pyongyang melakukan uji coba roket pada 2008.
“Sambil mempertahankan kebijakan dua arah dengan sanksi dan dialog, serta memperkuat kerjasama dengan negara-negara tetangga, saya akan mengupayakan perundingan enam negara,” tutur pria berusia 55 tahun itu, seperti diwartakan Reuters, Senin (24/4/2017).
Ahn Cheol-soo juga menerangkan solusi sementara untuk menghadapi masalah nuklir Korut. Sebab, menghidupkan kembali perundingan enam negara bukan hal yang mudah dilakukan serta membutuhkan waktu.
“Sebagai langkah sementara, saya akan terus membekukan program senjata nuklir Korut, moratorium uji coba nuklir, dan pengembalian peninjau Badan Energi Atom Internasional (IAEA) serta menghidupkan kembali kamera pemantau,” sambung Direktur AhnLab Inc., perusahaan penyedia perangkat lunak, itu.
Korut diketahui mengusir peninjau IAEA pada 2009 setelah mengumumkan akan keluar dari perjanjian perundingan enam negara yang dibentuk pada 2005 untuk membekukan program nuklir. Ahn Cheol-soo juga akan mendorong perundingan empat negara antara Korut, Korsel, China, dan AS untuk mendirikan Semenanjung Korea yang bebas dari nuklir serta rezim penuh perdamaian.
Cheol-soo diketahui berada di tempat kedua sebagai kandidat favorit di belakang Moon Jae-in untuk memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Korsel 9 Mei mendatang. Kedua capres tersebut bersaing ketat untuk menduduki kursi Presiden Korsel menggantikan Park Geun-hye yang diberhentikan pada 10 Maret 2017.
Follow Berita Okezone di Google News
(war)