Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kasihan... Tak Miliki Tempat Berlindung yang Layak, Ratusan Ribu Warga Rohingya Basah Kehujanan

Putri Ainur Islam , Jurnalis-Senin, 18 September 2017 |11:27 WIB
Kasihan... Tak Miliki Tempat Berlindung yang Layak, Ratusan Ribu Warga Rohingya Basah Kehujanan
Etnis Rohingya saat menuju Bangladesh. (Foto: Reuters)
A
A
A

COX'S BAZAR – Nasib malang tak habis-habisnya menimpa warga Rohingya. Akibat musim hujan di Bangladesh, ratusan ribu etnis Rohingya yang berada di permukiman pengungsian harus rela kebasahan karena tidak ada tempat berlindung dari hujan lebat.

Akibat dari hujan lebat tersebut, kota perbatasan Cox's Bazar yang didiami oleh etnis Rohingya yang mengungsi terlihat seperti rawa-rawa dan terendam banjir setinggi 8 sentimeter (cm). Diperkirakan hujan yang turun selama 24 jam tersebut akan berlangsung selama 2 hari ke depan. Para warga Rohingya pun mulai membuat jalanan dari bambu agar bisa melewati banjir tersebut.

"Hujan telah melipatgandakan kesengsaraan mereka," kata Mohammed Kai-Kislu, kepala polisi di Ukhia, dekat Cox's Bazar, dikutip dari The Guardian, Senin (18/9/2017).

BACA JUGA: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Diklaim Terancam Nyawanya, Kok Bisa?

Otoritas Bangladesh telah mengeluarkan aturan pembatasan perjalanan terhadap warga Rohingya dan melakukan sebuah operasi pada Sabtu 16 September untuk memindahkan puluhan ribu orang dari kamp-kamp di pinggir jalan dan gubuk-gubuk di lereng bukit ke sebuah kamp yang lebih besar.

Salah satu warga Rohingya, Arfa Begum, beserta tujuh anggota keluarganya mencoba berlindung di bawah pohon karet di dekat permukiman Balukhali di mana mereka tiba lima hari yang lalu.

"Mereka mengusir kami dari perkebunan karet," katanya, merujuk pada polisi dan penjaga perbatasan yang memaksa para pengungsi keluar dari tempat penampungan darurat.

"Butuh waktu berjam-jam untuk menemukan tempat yang aman. Kami basah kuyup," tambahnya.

Seorang pakar hak asasi manusia di Cox's Bazar mendesak pemerintah untuk menutup sekolah lokal selama tiga hari untuk mengizinkan warga Rohingya mengungsi di bangunan sekolah tersebut.

BACA JUGA: Alhamdulillah! Suu Kyi akan Cari Bantuan untuk Muslim Rohingya

"Ini adalah bencana lain yang sedang berlangsung. Ribuan warga Rohingya tidak memiliki tempat untuk berlindung saat hujan turun, " kata Nur Khan Liton, pemimpin kelompok hak asasi Bangladesh Ain O Salish Kendra.

Sekadar informasi, Bangladesh sebenarnya sudah menampung 400 ribu warga Rohingya sebelum kekerasan yang kembali memanas di Rakhine State pada 25 Agustus 2017. Pada saat itu, militan Rohingya melancarkan serangan ke kantor polisi dan kamp militer di Rakhine State sehingga memicu serangan balik dari pasukan keamanan Myanmar.

Dengan kondisi pengungsi Rohingnya yang semakin membeludak, tentu saja ini membuat Bangladesh kesulitan untuk mengurus semuanya. Direktur Save the Children Bangladesh, Mark Pierce, mengatakan bahwa Bangladesh sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan dari negara lain.

“Ini hanya dapat dilakukan jika komunitas internasional meningkatkan pendanaan,” tukasnya. (pai)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement