PARIS – Perdana Menteri (PM) Lebanon, Saad al Hariri, akhirnya tiba di Paris, Prancis. Pria berusia 47 tahun itu bertolak dari Riyadh, Arab Saudi, pada Jumat 10 November malam waktu setempat dan tiba di Negeri Mode pada Sabtu (18/11/2017) dini hari waktu setempat.
BACA JUGA: Tinggalkan Arab Saudi, PM Hariri Terbang ke Prancis Penuhi Undangan MacronÂ
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyambut kedatangan Hariri dengan pelukan hangat di Istana Kepresidenan, Champ Elysee. Keduanya lantas masuk ke dalam istana untuk berunding dan makan siang berama. Kunjungan tersebut menandakan betapa eratnya hubungan antara Prancis dengan Lebanon.
Dari Paris, Hariri menelefon Presiden Lebanon Michael Aoun dan mengatakan akan pulang ke negaranya pada Rabu 22 November dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan. Kabar tersebut disampaikan oleh Aoun lewat akun Twitter.
BACA JUGA: Terima Undangan Presiden Prancis, PM Hariri Batal Pulang ke LebanonÂ
Sumber dari lingkungan Champ Elysee menerangkan, Macron dan Hariri akan mendiskusikan lebih detail apa yang sesungguhnya terjadi hingga Hariri mengundurkan diri pada 4 November lalu. Prancis, sebagai negara yang pernah menguasai Lebanon, ingin bertindak sebagai penengah dalam krisis tersebut.
“Lebanon sedang goyah sehingga sangat penting bagi Hariri untuk datang ke Paris agar kita bisa bekerja sama dengannya mencari jalan keluar terbaik,” ujar seorang diplomat Prancis yang namanya dirahasiakan, melansir dari Reuters, Sabtu (18/11/2017).
“Kami berupaya menciptakan kondisi untuk meredakan ketegangan di kawasan. Kami ingin menghindari proliferasi krisis yang bisa lepas kendali,” sambung diplomat tersebut.
BACA JUGA: Diduga Khawatir akan Nyawanya, PM Lebanon Mengundurkan Diri Secara Mengejutkan
Pengunduran diri secara mendadak Hariri di Riyadh, Arab Saudi, dan keputusannya untuk menetap beberapa waktu di sana, memicu kekhawatiran akan stabilitas politik Lebanon. Kunjungan ke Prancis dengan keluarganya dipandang sebagai bagian dari cara terbaik memecahkan krisis.
(rfa)