NEW DELHI – Konflik antara India dan Pakistan bulan lalu hampir berkembang menjadi tidak terkendali jika tidak ada intervensi dari pejabat Amerika Serikat (AS), termasuk Penasihat Kemanan Nasional, John Bolton. Hal Itu diungkapkan oleh lima sumber yang mengenal baik rangkaian kejadian tersebut.
Menurut beberapa diplomat Barat dan sumber pemerintah di New Delhi, Islamabad dan Washington, pada satu kesempatan, India sempat mengancam akan menembakkan sedikitnya enam rudal ke Pakistan yang ditanggapi Islamabad dengan ancaman serangan rudal tiga kali lipat lebih banyak.
Ketegangan yang memuncak berpotensi memicu perang antara kedua negara berkekuatan nuklir tersebut. Untungnya, saling ancam itu tidak berkembang lebih jauh lagi dan tidak ada petunjuk yang menyiratkan bahwa rudal yang dilibatkan memiliki kekuatan nuklir, tetapi kejadian tersebut sempat memunculkan kekhawatiran di lingkaran pemerintahan di Washington, Beijing dan London.
Berdasarkan laporan Reuters, Senin (18/3/2019), ketegangan memuncak pada 27 Februari setelah Pakistan menembak jatuh jet tempur India dan menangkap pilotnya.
Video yang memperlihatkan pilot India yang berdarah, diborgol dan ditutup matanya, muncul di media sosial, mengidentifikasikan dirinya kepada para interogator Pakistan, memperbesar kemarahan warga India.
Sumber pemerintah India dan diplomat Barat mengatakan kepada Reuters, pada sore hari setelah insiden tersebut, Penasihat Keamanan Nasional India, Ajit Doval, berbicara melalui saluran yang aman kepada Kepala Intelijen Antar Layanan Pakistan (ISI), Asim Munir. Doval memberitahu Munir bahwa India tidak akan mundur dari operasi "kontra terorisme" baru mereka, meski seorang pilotnya ditangkap.
Seorang menteri pemerintah Pakistan dan seorang diplomat Barat di Islamabad secara terpisah mengonfirmasi ancaman khusus India untuk menggunakan enam rudal untuk menghantam sasaran di wilayah Pakistan. Mereka tidak menentukan siapa yang memberikan ancaman atau siapa yang menerimanya, tetapi menteri itu mengatakan badan intelijen India dan Pakistan "berkomunikasi satu sama lain selama pertempuran, dan bahkan sekarang mereka berkomunikasi satu sama lain".
Menteri yang berbicara secara anonim itu mengatakan, Pakistan menyatakan akan membalas serangan rudal India dengan tiga kali lipat dengan rudalnya sendiri.
"Kami mengatakan jika Anda akan menembakkan satu rudal, kami akan menembakkan tiga. Apa pun yang akan dilakukan India, kami akan merespons tiga kali lipat untuk itu, "kata menteri Pakistan tersebut.
Untungnya krisis tersebut tidak berlanjut menjadi lebih serius. Pada 27 Februari malam, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton berbicara di telepon dengan Doval hingga dini hari, 28 Februari dalam upaya untuk meredakan situasi.