SOLO - Sejak dibukanya jalur pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019, para orangtua berbondong–bondong mendatangi Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS). Beberapa orangtua mengeluhkan kebijakan zonasi PPDB online 2019.
Ketua DPKS Joko Riyanto, mengatakan ada beberapa orangtua yang masih khawatir tidak dapat diterima di sekolah pilihan pertama. “Ada beberapa orang tua yang datang ke kantor DPKS dan ada juga yang konsultasi by phone (melalui telepon). Mereka masih khawatir tidak bisa diterima di sekolah sesuai dengan pilihan anaknya,” ujarnya.
Baca Juga: Mendikbud: Pasti Ada yang Tak Puas dengan Sistem Zonasi
Joko mengaku masih ada orangtua yang berpendapat anak pintar akan kalah bersaing dengan siswa yang jarak rumahnya dekat. Sedangkan anak yang tidak pernah belajar, tetapi rumahnya dekat dengan sekolah favorit bisa diterima di sekolah tersebut.
"Ada juga beberapa orangtua yang menganggap salah satu sekolah yang kualitas sarana dan prasarana (sarpras) tidak memenuhi,” ujarnya.
Baca Juga: PPDB Banyak Masalah, Satgas Zonasi Dibentuk
Dia mengaku sulit menghapus label sekolah favorit dari stigma orangtua. Padahal semua sekolah memiliki potensi untuk menjadi sekolah favorit. Pada prinsipnya, semua sekolah mampu bersaing untuk meraih peringkat atas, baik di bidang akademik maupun non akademik.
“Pada dasarnya semua anak merupakan juara di bidangnya masing-masing. Diharapkan adanya zonasi, sekolah maupun orang tua mampu melihat dan mengembangkan potensi anak di mana pun mereka bersekolah. Sistem zonasi ini juga bertujuan mengurangi jumlah siswa yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah,” ujarnya.