DENPASAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan setelah terjadinya tiga peristiwa gempa bumi dalam sehari di selatan Pulau Dewata.
"Marilah kita bersama meningkatkan kewaspadaan, tetapi kita tidak perlu resah dan khawatir. Tingkah laku gempa masih sulit dikenali polanya, selain itu aktivitas gempa bumi belum dapat diprediksi kapan, di mana, dan berapa kekuatannya," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin, melansir dari laman Antaranews, Kamis (25/7/2019).
Ia tak memungkiri bahwa hingga Rabu tadi malam, warga Bali bahkan hingga Banyuwangi, Jawa Timur masih melontarkan pertanyaan terkait rentetan gempa di selatan Bali ini apakah merupakan tipe gempa pembuka.
"Sangat sulit untuk menentukan sebuah gempa disebut sebagai gempa pembuka atau bukan. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono juga mengingatkan kita semua untuk tidak perlu resah dan khawatir, tetapi meningkatkan kewaspadaan," kata dia.
Sama halnya saat menjawab potensi gempa megathrust di pesisir selatan Jawa, lanjut Rentin, bahwa informasi tentang gempa tujuannya untuk membenahi upaya mitigasi, bukan direspons dengan ketakutan dan kecemasan berlebihan.
"Sekali lagi kami mengimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan, dan mari secara rutin dan berkelanjutan untuk mendidik dan melatih diri dengan melakukan simulasi setiap tanggal 26 tiap bulan," ujarnya.
Hal ini telah menjadi komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dengan telah ditetapkannya Hari Simulasi Bencana setiap tanggal 26. "Oleh karena itu, mari secara bersama kita melatih diri dan menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan bencana, karena kita tahu dan paham bahwa Pulau Bali berada pada ring of fire," tuturnya.
BPBD lanjtunya, oleh Undang-Undang diberikan tiga fungsi yaitu komando, koordinasi, dan pelaksana, mendorong semua pihak untuk lebih memantapkan upaya mitigasi bencana.
Follow Berita Okezone di Google News