JAKARTA - Perkembangan industri produk olahan susu sapi di Kota Batu tergolong cukup potensial. Banyak dijumpai produsen susu sapi perah di Batu dengan berbagai produk olahannya, di antaranya adalah kefir. Apakah Anda pernah menikmati kefir?
Bagi yang belum tahu, kefir merupakan hasil fermentasi susu dengan granula kefir (kefir grains). Kefir bukan hanya minuman yang menyehatkan, tetapi juga dapat digunakan sebagai masker untuk wajah. Kefir memiliki hubungan simbiotis dengan bakteri, yeast, dan kasein. Bila kefir dipisahkan lagi, hasilnya akan menjadi curd yang berbentuk kental dan whey yang berbentuk cair dan encer. Curd dapat digunakan sebagai masker kecantikan dan kosmetik, sedangkan whey dapat dikonsumsi karena mengandung berbagai khasiat untuk kesehatan manusia.
Dalam pemisahan curd dan whey , berbagai usaha kecil dan menengah (UKM) menggunakan metode konvensional. Proses produksi kefir hanya menggunakan kain penyaring biasa sehingga pemisahannya kurang akurat. Selain membutuhkan jangka waktu cukup lama, hingga mencapai 24 jam, metode konvensional pun mudah terkontaminasi produksinya.
Hasilnya adalah rendahnya tingkat kemurnian dari kefir itu sendiri. Berkaca pada kondisi di atas, banyak di antara UKM kefir mengalami kerugian yang cukup besar. Bahkan ada yang terpaksa menghentikan proses produksi kefir.
Baca Juga: Kertas Buatan 2 Mahasiswa Ini Tak Perlukan Kayu sebagai Bahan Dasar
Persoalan yang dihadapi para UKM dalam membuat kefir mendorong mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat sebuah teknologi inovasi untuk memisahkan komponen curd dan whey pada produk kefir olahan susu. Inovasi tersebut merupakan suatu alat separasi dengan memanfaatkan teknologi membran elektrodialisis.
Para mahasiswa ini terdiri atas mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UB, yaitu Riski Agung, Reyhan Ammar, Losendra Primamas, Bramantya, dan Muhammad Rifaldi. Mereka memiliki harapan yang besar untuk mengembangkan UKM kefir agar mampu bersaing dengan produk lain.
Melalui teknologi membran elektrodialisis, mereka dapat mempercepat proses pemisahan curd dan whey dalam waktu singkat dan pemisahannya akan menjadi lebih selektif. Mereka menggunakan membran selektif ion dengan ukuran mikropori.
Baca Juga: Ujian Mandiri, 13.073 Peserta Tes di Universitas Brawijaya
“Melalui inovasi ini kami menawarkan solusi bagi industri pengolahan kefir agar proses pemisahan komponen curd dan whey - nya dapat berlangsung lebih cepat dan efisien,” ungkap ketua tim, Riski Agung.
Riski menambahkan, dengan mekanisme elektrodialisis, molekul whey dapat terdorong untuk berdifusi melalui membran. Proses ini terjadi karena adanya aliran listrik yang diberikan pada elektroda di alat tersebut. Mekanisme elektrodialisis mendapatkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini dapat ditinjau dari segi waktu, kualitas, dan kuantitas produk yang dihasilkan.