JAKARTA - Data World Health Organization (WHO) menyebutkan sebesar 81% orang yang berumur di atas 50 tahun mengalami masalah pengelihatan dan ada 253 juta orang di seluruh dunia mengalami kebutaan. Menurut data WHO diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat hingga tahun 2050.
Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi peneliti atau akademisi untuk membantu meringankan masalah mereka. Fitri Utaminingrum, salah satu dosen Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (Filkom UB) berupaya memberikan sumbangsih pemikirannya untuk mengatasi permasalah tersebut dengan membuat aplikasi mobile pendeteksi rintangan.
Baca Juga: Video Carrissa, Bocah Tunanetra Bikin Lagu Ingin Bertemu Ganjar Pranowo Viral
Hasil penelitiannya tersebut dituangkan dalam artikel ilmiah yang berjudul Obstacle Detection for Assisting Navigation of Visually Impaired People Based on Segmentation Process yang dipresentasikannya dalam International Conference and Robotics, Control and Automation (ICRCA 2019) di Guangzhou China pada 26-28 Juli 2019. Demikian dilansir situs resmi UB, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Fitri mengatakan bahwa aplikasi mobile pendeteksi rintangan yang dibuatnya ini memanfaatkan kamera yang ada pada mobile device. Harapannya aplikasi ini bisa membantu penyandang tuna netra agar dapat berjalan secara mandiri ataupun tanpa menggunakan tongkat tuna netra atau yang disebut juga The White Cane.
Baca Juga: Pura-Pura Buta Selama 8 Tahun, Pria di Korea Selatan Ternyata Bisa Menyetir Mobil
Selama ini penggunaan tongkat tuna netra dirasa masih memiliki banyak keterbatasan, antara lain memiliki konstruksi yang tidak praktis karena terbuat dari bahan keras dan tidak bisa dilipat. Selain itu tongkat tuna netra juga memiliki kemampuan deteksi atau jangkauan yang sangat terbatas yaitu sekitar 1-2 langkah kaki saja.