COLOMBO - Kepolisian Sri Lanka menangkap seorang karyawati Kedutaan Swiss di Kolombo, yang mengaku diculik, mengalami pelecehan seksual, dan dipaksa untuk mengungkapkan informasi.
Sejumlah pejabat pemerintah Sri Lanka menuduhnya membuat tuduhan palsu.
Perempuan itu mengaku diculik pada 25 November 2019, sehari setelah seorang perwira tinggi Kepolisian Sri Lanka dilaporkan mencari suaka di Swiss.
Perwira yang bersangkutan sebelumnya menyelidiki dugaan sejumlah pembunuhan bermotif politik saat presiden yang baru saja terpilih, Gotabaya Rajapaksa, masih menjabat sebagai menteri pertahanan.
Swiss memanggil duta besar Sri Lanka pada saat dugaan penculikan terjadi dan menuntut dilakukannya penyelidikan.
Apa yang diduga terjadi pada perempuan itu?
Para pejabat Swiss mengatakan sejumlah pria tak dikenal menahan perempuan itu bulan lalu dan memaksanya untuk "mengungkapkan informasi terkait kedutaan".
Baca juga: Presiden Gotabaya Rajapaksa Lantik Saudaranya Sendiri Sebagai PM Sri Lanka
Mereka mengatakan "serangan itu sangat serius dan tidak dapat diterima terhadap salah satu perwakilan diplomatik dan karyawannya".
Para penculik diduga memaksanya membuka data di dalam ponselnya, yang berisi informasi tentang orang-orang Sri Lanka yang baru-baru ini mencari suaka di Swiss, serta nama-nama orang Sri Lanka yang membantu mereka melarikan diri dari negara itu karena khawatir akan keselamatan mereka setelah Gotabaya Rajapaksa terpilih menjadi presiden, tulis New York Times melansir BBC, Selasa (17/12/2019).
Perempuan itu kemudian diinterogasi selama beberapa hari oleh polisi dan menjalani tes medis.
Kejaksaan Agung mengatakan kepada badan reserse kriminal kepolisian pada Senin (16/12) bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim perempuan itu bahwa dia telah diculik atau mengalami pelecehan seksual, lapor kantor berita Associated Press.
Rajapaksa mengatakan, dugaan penculikan itu "benar-benar palsu".
"Bukti yang tak terbantahkan seperti laporan Uber, percakapan telepon, dan rekaman CCTV menunjukkan fakta ini. Pejabat kedutaan pasti dipaksa oleh beberapa pihak yang berkepentingan untuk membawa saya dan pemerintah saya ke dalam kehancuran. Tidak jelas mengapa para terduga korban bertindak sedemikian rupa," kata Rajapaksa kepada duta besar Swiss, menurut kantor kepresidenan.