VATIKAN - Paus Fransiskus telah menyatakan bahwa aturan "kerahasiaan kepausan" tidak lagi berlaku untuk kasus-kasus pelecehan seksual anak di bawah umur, dalam upaya untuk meningkatkan transparansi Vatikan dalam kasus-kasus seperti itu.
Gereja Katolik Roma sebelumnya menutup kasus-kasus pelecehan seksual dalam kerahasiaan, dalam apa yang dikatakannya merupakan upaya untuk melindungi privasi para korban dan reputasi terdakwa. Namun, dokumen kepausan baru yang dirilis pada Selasa mencabut pembatasan itu bagi mereka yang melaporkan pelecehan atau mengaku telah menjadi korban.
BACA JUGA: Kardinal Sebut Dokumen Pelecehan Seksual Anak di Gereja katolik Sengaja Dihancurkan
Para pemimpin gereja telah menyerukan penghapusan aturan itu pada pertemuan tingkat tinggi Vatikan di bulan Februari.
“Informasi dalam kasus-kasus pelecehan masih harus diperlakukan dengan "keamanan, integritas dan kerahasiaan",” kata Paus dalam pengumumannya sebagaimana dilansir BBC, Rabu (18/12/2019).
Dia menginstruksikan pejabat Vatikan untuk mematuhi hukum perdata dan membantu otoritas peradilan sipil dalam menyelidiki kasus-kasus tersebut. Paus juga mengubah definisi Vatikan tentang pornografi anak, meningkatkan usia subjek dari 14 tahun atau di bawahnya menjadi 18 atau di bawahnya.
Uskup Agung Malta Charles Scicluna yang juga merupakan penyelidik pelecehan seksual paling berpengalaman di Vatikan, menyebut langkah itu "keputusan penting yang menghilangkan hambatan dan rintangan", mengatakan kepada berita Vatikan bahwa "masalah transparansi sekarang sedang dilaksanakan di tingkat tertinggi".
BACA JUGA: Bendahara Vatikan Dinyatakan Bersalah Atas Pelecehan Seksual Terhadap Anak 13 Tahun
Gereja telah diguncang oleh ribuan laporan tentang pelecehan seksual oleh para pastur dan tuduhan bahwa pendeta senior di seluruh dunia menutup-nutupi kejadian itu. Paus Fransiskus telah menghadapi tekanan serius untuk memberikan kepemimpinan dan memberikan solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi krisis, yang telah menelan Gereja dalam beberapa tahun terakhir.
Kerahasiaan kepausan dirancang untuk melindungi informasi sensitif seperti komunikasi antara Vatikan dan kedutaan kepausan - dengan cara yang mirip dengan kerahasiaan yang diterapkan pada kabel diplomatik. Tetapi aturan itu juga diterapkan selama bertahun-tahun pada kasus-kasus peradilan, untuk melindungi privasi para korban dan identitas para tertuduh.
Follow Berita Okezone di Google News