SEBUAH dokumen menunjukkan bagaimana China melacak dan menahan ratusan ribu etnis minoritas Muslim Uighur di fasilitas-fasilitas pendidikan di Xinjiang.
Dokumen setebal 137 halaman yang telah dilihat BBC itu mencantumkan data pribadi lebih dari 3.000 orang dari wilayah Xinjiang, China. Dokumen itu bahkan mencantumkan detail yang rumit, hingga aspek paling intim dari kehidupan sehari-hari mereka.
BACA JUGA: China Kirim 497.000 Anak Etnis Uighur ke Sekolah Asrama
Dalam dokumen itu dicatat seberapa sering mereka berdoa, bagaimana mereka berpakaian, siapa saja yang mereka hubungi, dan bagaimana perilaku para anggota keluarga mereka.
BBC, Selasa (18/2/2020) melaporkan, dokumen itu datang dari sumber yang sama dengan pembocor materi sensitif dari Xinjiang pada tahun lalu.
Anggota senior di Yayasan Korban Komunisme di Washington yang juga pakar tentang kebijakan China di Xinjiang, Dr Adrian Zenz, meyakini bahwa bocoran dokumen terbaru itu asli.
"Dokumen luar biasa ini menyajikan bukti terkuat yang saya lihat sampai saat ini bahwa Beijing secara aktif menganiaya dan menghukum praktik-praktik normal kepercayaan agama tradisional," katanya. Meski begitu, dokumen tersebut tidak memiliki cap atau stempel sehingga sulit untuk diverifikasi keasliannya.
BBC melaporkan bahwa banyak bukti yang dikumpulkan tim mereka mengenai praktik yang terjadi di Xinjiang cocok dengan apa yang dicantumkan dalam dokumen tersebut.
Di dalamnya berisi perincian investigasi terhadap 311 individu utama, daftar latar belakang mereka, kebiasaan agama, dan hubungan dengan ratusan kerabat, tetangga, dan teman.
BACA JUGA: Menlu China Pastikan Kebebasan Beragama Muslim Uighur Dijamin Negara
Putusan-putusan yang ditulis dalam kolom terakhir memutuskan apakah mereka yang sudah dimasukkan ke dalam kamp interniran harus tetap ditahan atau dibebaskan, dan apakah beberapa orang yang sudah dilepaskan sebelumnya perlu dikembalikan atau tidak.
Ke-311 individu utama yang terdaftar semuanya dari Kabupaten Karakax, dekat dengan kota Hotan di selatan Xinjiang, sebuah wilayah di mana lebih dari 90% populasinya adalah orang Uighur. Asal para individu utama itu membuat Zenz menyebut dokumen itu sebagai “Karakax List” atau “Daftar Karakax”.