KUDUS - Debit Sungai Serang menuju Sungai Wulan turun drastis di angka 358 m3/detik, Minggu 22 Februari. Menurunnya debit sungai menyebabkan terjadinya tumpukan sampah di Bendung Wilalung di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kudus.
Ratusan kubik sampah pohon pisang, batang tebu, plastik, dan kayu teronggok menutup pintu air Bendung Wilalung ke arah Sungai Wulan. Sampah menumpuk sepanjang sekitar 60 meter, tebal satu meter dan lebar kurang lebih 40 meter.
“Tumpukan sampah di Bendung Wilalung akan dibersihkan jika air sungai sudah benar- benar surut,” ujar Noor Ali, Koordinator Induk Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) dikutip dari Krjogja, Senin (24/2/2020).
Sungai Wulan yang membelah wilayah Kabupaten Kudus dan Demak, debitnya sempat mencapai 833 m3/ detik, Jumat 21 Februari sore.
Baca Juga: Ini Daerah-Daerah di Jateng yang Berpotensi Banjir Besar
Debit Sungai Wulan turun setelah hujan di bagian hulu Sungai Serang di kawasan Menduran Kecamatan Brati Grobogan, reda dalam dua hari terakhir. Air Sungai Serang mengalir ke Sungai Wulan melalui BPBWL.
Bendung tersebut memiliki sembilan pintu, tujuh menghadap ke Sungai Juwana dan dua lainnya mengarah ke Sungai Wulan. Saat ini debit Sungai Wulan menurun di bawah batas minimal banjir normal 400 m3/detik. Debit air masih sangat fluktuatif, tergantung intensitas dan curah hujan di bagian hulu Sungai Serang.
“Kalau curah hujan tinggi meningkat, sebaliknya debit rendah jika tidak turun hujan,” jelasnya.
Follow Berita Okezone di Google News