KLATEN – Pandemi virus corona (Covid-19) yang mengenai Indonesia memaksa sekolah ditutup sampai sekarang. Akibatnya proses belajar mengajar mesti dilakukan dari rumah memanfaatkan teknologi internet.
Dalam pelaksanaannya para orangtua harus mendampingi anak, dan guru harus menyiapkan materi secara online. Beberapa bulan terlaksana, namun kini sebagian orangtua berharap anak kembali bisa ke sekolah. Kenapa?
Sebagai contoh, sejumlah orangtua siswa di Klaten, Jawa Tengah, berharap kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali dibuka. Ada beragam alasan hingga para orangtua memilih anak mereka bisa tetap belajar di sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu warga, Sukamto, 48, mengatakan ada dua anaknya yang kini duduk dibangku SD dan SMK. Salah satu anak Sukamto kini duduk di bangku kelas V SD Kanisius Murukan.
Sejak pembelajaran daring diberlakukan, Sukamto menuturkan kegiatan belajar mengajar dilakukan memanfaatkan aplikasi perpesanan whatsapp (WA).
Baca Juga: PPDB 2020, Pemprov DKI Tambah Kuota Jalur Afirmasi
“Lewat grup WA atau japri materi pembelajaran difoto dan dikirimkan guru. Dari rumah siswa mengerjakan dan hasil pekerjaan difoto kemudian dikirimkan. Terkadang ada tugas membuat video aktivitas seperti kegiatan bercocok tanam atau memanfaatkan limbah,” kata Sukamto saat beberapa waktu lalu sebagaimana dikutip dari Solopos pada Sabtu (20/6/2020).
Sukamto mengatakan dia dan istrinya mendampingi anaknya untuk mengikuti pembelajaran secara daring tersebut.
“Hampir setiap hari ada tugas. Kalau tidak ada tugas anak bermain,” kata warga Desa Kalitengah tersebut.
Sementara, satu anaknya yang kini duduk dibangku kelas XI salah satu SMK negeri di Klaten mengikuti pembelajaran secara daring memanfaatkan aplikasi telekonferensi.
“Kalau yang tingkat SMK itu saya sekadar mengawasi. Karena untuk mendampingi ketika mengerjakan tugas saya sendiri terus terang sudah tidak bisa mengikuti,” urai dia.
Sukamto berharap sistem pembelajaran di sekolah bisa segera dibuka kembali dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dia sepakat dengan skenario tiga sif yang direncanakan Disdik Klaten dengan membatasi jumlah siswa dan jumlah hari siswa belajar di sekolah.
Baca Juga: PPDB Online Bermasalah, Siswa Terpaksa Daftar Manual di Tengah Pandemi Covid-19
Sukamto menilai selama ini sistem pembelajaran secara daring yang digulirkan tidak efektif. Pengawasan kegiatan belajar mengajar anak kurang. Selain itu, anak mulai jenuh berada di rumah.
Selain itu, Sukamto mengakui pengeluarannya membengkak terutama untuk kebutuhan paket internet. “Setidaknya saya harus menyediakan dana khusus untuk kuota internet. Sepekan itu sekitar Rp23.000,” jelas dia.
Pembatasan Ketat
Orangtua siswa lainnya, Sigit, 40, juga sepakat jika siswa bisa kembali belajar di sekolah dengan pembatasan ketat untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.