SOLO - Pasca-lockdown menyusul salah satu dosen Fakultas Hukum yang meninggal karena terpapar Covid-19, Universitas Sebelas Maret (UNS) langsung tancap gas dengan mengukuhkan tiga guru besar sekaligus.
Ketiga guru besar yang akan dikukuhkan tersebut adalah, Budhi Haryanto, Bambang Suhardi, Retno Rosariastuti. Hanya saja pengukuhan ketiga guru besar ini akan dilakukan secara luring dan daring pada Selasa 3 November 2020.
Budhi Haryanto yang merupakan Guru Besar ke 16 Fakultas Ekonomi Bisnis dan ke 225 di UNS ini rencananya akan membawakan pidato pengukuhan dengan judul Model Keperilakuan Konsumen dengan Variabel Pemoderasi jenis prodak (studi pada makanan tradisional).
Budhi dikukuhkan sebagai guru besar setelah melakukan penelitian perilaku konsumen terhadap makanan tradisional yang dianggapnya merupakan isu relatif menarik untuk diteorikan.
"Gejala negatif yang dirasakan adalah fenomena tentang turunnya pasar tradisional sekira 8,1% dan fenomena kemunculan pasar modern sekira 31,4%. Ini berarti ada penurunan jumlah penjualan sekira 17,5-30,0% yang dikarenakan oleh penurunan jumlah konsumen terhadap pasar tradisional sekira 29,0%-32,0 % pertahun. Penurunan ini termasuk didalamnya adalah penurunan jumlah terhadap makanan tradisional," papar Budhi dalam konferensi pers di kampus UNS, Senin (2/11/2020).
Budhi pun menyoroti .asukannya makanan impor yang bersaing dengan makanan tradisional dengan berbagai macam rancangan strategi pemasaran yang menarik.
"KFC, CFF, Burger King itu bersaing dengan makanaan tradisional ayam goreng. Terus Thai Tea, Star Buck, Minuman buble itu bersaing dengan minuman tradisional Kopi Klotok, Daet, Bajigur," jelasnya.
Sedangkan Bambang Suhardi resmi dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Teknik dan 226 UNS ini dikukuhkan setelah pidato penelitian pengabdian masyarakat terutama untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Disini Bambang menyoroti keterbatasan teknologi proses produksi menyebabkan terbatasnya jumlah, jenis dan variasi produk yang dihasilkan serta kualitas produksi yang rendah.
Bambang sejak 2023 selalu ikut terlibat dalam penelitian mengatakan dengan keterbatasan teknologi sehingga produk yang dihasilkan serta kualitas kualitas produk yang rendah.
"Teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan bisa mempercepat waktu teknologi dan kecelakaan kerja. Semakin cepat, maka bisa menghasilkan kualitas,"terangnya.