BOYOLALI — SMA Pradita Dirgantara menggelar acara Webinar and Sharing with Expert bertajuk Building The Nation through Emerging Research on Marine Science and Oceanography.
Acara tersebut diikuti oleh siswa kelas X, XI, dan XII serta para guru, staff, pengurus Yasarini Depohar 50, badan pengelola bidang pendidikan SMA Pradita, pengurus PIA Depohar 50, perwakilan SMA Angkasa, serta manajemen SMA Pradita Dirgantara.
Webinar ini membahas penelitian bidang kelautan yang ditinjau dari bidang Geologi, Fisika, Kimia, dan Biologi, dengan pembicara Adi Purwandana, Ph.D, peneliti di bidang Oseanografi Fisik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Acara yang dimoderatori oleh Dina Fitriana, guru Kimia SMA Pradita Dirgantara ini mengupas Oseanografi sebagai cabang ilmu yang membahas tentang samudera. Sebagai negara Maritim dengan luas laut territorial mencapai dua kali luas daratan, bahasan tentang Oseanografi ini bertujuan membekali siswa SMA Pradita Dirgantara sebagai calon pemimpin bangsa Indonesia untuk dapat memahami ilmu ini dengan lebih baik.
Diharapkan setelah mengikuti webinar ini siswa memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan laut Indonesia termasuk lingkungan biotik dan abiotik di dalamnya.
Ada empat bidang utama Oseanografi, yakni Oseanografi Geologi, Oseanografi Fisika, Oseanografi Kimia, dan Oseanografi Biologi. Masing-masing bidang Oseanografi tersebut mempelajari bidang kelautan yang berbeda seperti topografi laut (Geologi), sifat fisik massa air laut (fisika), nutrient air laut (Kimia), dan biota di laut (Biologi). Empat bidang berbeda ini memiliki potensi sebagai objek kajian penelitian.
“Ada tiga pilar dalam mempelajari dinamika lautan yaitu peninjauan data dari teori, observasi, dan pemodelan numerik. Untuk observasi dapat dilakukan pada fenomena di laut seperti angin, interaksi laut yang berupa gelombang, serta arus yang ada di laut akibat perbedaan kepadatan massa air laut. Observasi lain yang dapat dilakukan yakni sidik jari air laut yang dapat ditinjau dari temperatur atau salinitas yang menyebabkan karakteristik air laut yang berbeda.” ujar Adi Purwandana, peneliti Kelautan Fisik, dalam keterangan yang diterima, Minggu (15/11/2020).
Baca Juga : 28 Pekerja di PLTU Cirebon Unit 1 Terkonfirmasi Positif Covid-19
Baca Juga : Habib Rizieq Didenda Rp50 Juta, Doni Monardo: Terima Kasih Gubernur Anies
Sebagai peneliti LIPI, Adi juga menceritakan perlengkapan observasi yang dapat digunakan oleh peneliti misalnya kapal riset “Baruna Jaya VIII” yang merupakan kapal milik LIPI yang tercanggih dengan perlengkapan yang lengkap. Perlengkapan lain biasanya digunakan untuk mengukur densitas air, pH, kedalaman laut dan luas, serta arus air laut.
Ia juga memberikan ide penelitian yang dapat dilakukan oleh siswa yakni pemetaan zona berbahaya di sekitar laut (Coastal Dangerous Zone). Penelitian ini dapat membantu telaah Kawasan baru ekowisata pesisir pantai.