SLEMAN - Ahli biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Budi Setiadi Daryono mengatakan, kasus korupsi benih lobster yang merupakan komoditas biodiversitas Indonesia mengambarkan buruknya pengelolaan biodiversitas nasional. Pelaku bisnis dan pengampu kepentingan di Indonesia hanya melihat potensi ekonomi dari sumberdaya hayati bangsa.
Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) ini juga mengatakan, secara tak langsung situasi saat ini menggambarkan bahwasanya pengampu kepentingan dan pelaku bisnis tanah air selalu melihat potensi biodiversitas, sebagai sumberdaya ekonomi semata yang siap dieksploitasi. Padahal biodiveristas yanga ada merupakan sumberdaya ekologi yang perlu dikelola dan dilestarikan bersama.
Baca juga:
Menteri KKP Diyakini Tetap Diisi Gerindra Sesuai Komitmen Rekonsiliasi Pilpres
KPK Tahan Stafsus Edhy Prabowo Selama 20 Hari ke Depan
Menteri KKP Edhy Diduga Gunakan Uang Suap Rp1 Miliar di Luar Negeri
Apabila cara pandang para pemimpin politik dan pemangku kepentingan bangsa kita hanya melihat sumber daya alam khususnya biodiversitas sebagai sumberdaya ekonomi semata maka akan merusak dan memusnahkan biodiversitas Indonesia.
“Benur merupakan bayi-bayi lobster, tapi karena kita tidak sabar dan fokus menjadi prioritas riset dalam membudidayakan benur-benur lobster, yang umumnya hanya ada di lingkungan alam untuk dipelihara menjadi lobster dewasa yang harganya ratusan ribuan kali lipat dibanding benurnya,” terang Budi, Sabtu (5/12/2020).