JAKARTA – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Wisuda Periode VI, Sabtu 5 Desember 2020. Dalam prosesi wisuda yang digelar secara daring melalui Zoom Cloud Meeting dan disiarkan melalui Youtube, UNS meluluskan 771 wisudawan.
Wakil Rektor bidang Akademik UNS, Prof. Ahmad Yunus mengatakan, 771 lulusan yang diwisuda terdiri dari Program Diploma, Sarjana, Magister, Dokter Spesialis dan Doktor. Dari jumlah tersebut, 400 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude atau dengan pujian.
Baca Juga: Jelang 2021, Rektor UNS Dorong Ada Peningkatan Mutu Pendidikan
Wisudawan yang lulus dengan predikat cumlaude, terdiri dari 2 wisudawan Doktor, 21 wisudawan Magister, 20 wisudawan Fakultas Ilmu Budaya (FIB), 79 wisudawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), 21 wisudawan Fakultas Hukum (FH), 52 wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 44 wisudawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
“Kemudian, masih ditambah dengan 13 wisudawan Fakultas Kedokteran (FK), 36 wisudawan Fakultas Pertanian (FP), 47 wisudawan Fakultas Teknik (FT), 23 wisudawan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), 37 wisudawan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), dan 5 wisudawan Fakultas Keolahragaan (FKOR),” ujar Prof. Ahmad Yunus, dalam keterangan UNS, Minggu (6/12/2020).
Baca Juga: Pengalaman Alumnus UNS Ikut Indonesia Mengajar di Natuna
Jalannya prosesi Wisuda Daring Periode VI tahun ini, turut dihadiri oleh Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho, Wakil Rektor bidang Umum dan Keuangan UNS Dr. Bandi, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS Prof. Kuncoro Diharjo, dan Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNS Prof. Sajidan.
Di hadapan wisudawan dan orang tua atau wali wisudawan, Prof. Jamal mengatakan, dalam penyelenggaraan wisuda di akhir tahun ini, ia mengharapkan peran aktif wisudawan dalam memutus mata rantai penyebaran Sars-Cov-2.
Dia menyinggung keberhasilan pemerintah Vietnam dan kepatuhan masyarakatnya yang dinilai berhasil menangani pandemi Covid-19. Prof. Jamal mengatakan, pemerintah Indonesia perlu mengedepankan intervensi sosial ketimbang intervensi medis.
“Dan sepantasnya, kita bangsa Indonesia mempunyai kapital sebagai masyarakat yang penuh ketaatan dan penuh jiwa solidaritas dan gotong-royong akan mampu mengatasi pandemi ini dengan mengedepankan perubahan sosial yang tepat,” ujarnya.