Mereka yang mengenakan kopiah dan sarung menyampaikan aspirasinya di Markas Polres Ciamis dan meminta dijebloskan ke tahanan.
Menanggapi itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Bukhori mengatakan bahwa kejadian penolakan di Ciamis dan beberapa daerah lainnya tidak akan terjadi jika sedari awal penegakkan hukum terhadap Rizieq dilakukan secara adil dan transparan.
"Hal ini tidak akan terjadi kalau penegakan hukum itu dilakukan secara adil dan transparan atas kasus HRS," katanya ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (17/12/2020).
Dia menuturkan, ada banyak kejadian kerumunan-kerumunan lain. Dia pun menyinggung proses jalannya Pilkada Serentak 2020 yang sedari awal tahapannya kerap menimbulkan kerumunan massa.
"Kasus pilkada sejak pendaftaran sampai pesta kemenangan yang menimbulkan banyak kerumunan tidak ada yang diperiksa, apalagi sampai dipidanakan," ucapnya.
Dia menjelaskan, seharusnya aparat kepolisian dapat bertindak adil. Menurutnya, sama sekali tidak ada perbedaan anatara kerumunan yang diciptakan oleh Habib Rizieq dengan yang terjadi di Pilkada.
"Sama-sama kerumunan kenapa berbeda? Sama-sama berpotensi menularkan kenapa bebeda? Sehadusnya hukum itu tidak menggunakan double standart," ujarnya.
Sebelumnya, massa bersarung dan berkopiah yang terekam video mendatangi Mapolres Ciamis, ternyata pengikut Habib Rizieq Shihab (HRS). Mereka datang ingin menggantikan HRS yang telah ditahan di Polda Metro Jaya.
Kapolres Ciamis AKBP Doni Eka Putra membenarkan adanya massa yang mendatangi Polres Ciamis dan memberikan dukungan kepada HRS pada Minggu (13/12/2020).
"Betul, mereka menyampaikan aspirasinya kepada kami dan sudah membubarkan diri. Dalam aspirasinya mereka mengatakan siap menggantikan HRS yang telah berstatus tersangka," katanya.
Sejumlah massa tersebut sebelumnya berada di Masjid Agung Ciamis, kemudian bersama-sama menuju ke Polres Ciamis untuk menyampaikan aspirasi. Mereka tetap menyampaikan aspirasi, meskipun diguyur hujan.
(Khafid Mardiyansyah)