YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta empat kali mengeluarkan awan panas guguran pada Kamis (7/1/2021).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan, empat kali awan panas guguran terpantau keluar dari Gunung Merapi selama periode pengamatan sejak pukul 00.00 WIB sampai 18.00 WIB.
"Awan panas sudah terjadi empat kali yaitu pada pukul 08.02, 12.50, 13.15, dan 14.02 WIB," kata dia.
Baca Juga: Bupati Sleman: Awan Panas Merapi Tidak Menganggu Aktivitas Masyarakat
Ia menyebutkan awan panas guguran yang terpantau keluar pada pukul 08.02 WIB memiliki tinggi kolom 200 meter. Guguran awan panas pertama itu memiliki durasi 154 detik dengan amplitudo maksimum 28 mm ke arah Kali Krasak.
Awan panas guguran kedua keluar pada pukul 12.50 WIB dengan tinggi kolom 200 meter di atas puncak dengan jarak luncur 300 meter ke arah hulu Kali Krasak selama 139 detik dengan amplitudo maksimum 21 mm.
Berikutnya, awan panas yang keluar pada pukul 13.15 WIB memiliki amplitudo 10 mm dengan durasi 101 detik. Luncuran awan panas itu terpantau ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur lebih kurang 400 meter.
Baca Juga: Luncuran Awan Panas Diduga Berasal dari Gundukan Baru Material Lava Gunung Merapi
Awan panas keempat terjadi pada pukul 14.02 WIB dengan amplitudo 10 mm dan durasi 92 detik. Awan panas yang terpantau terakhir ini tidak teramati secara visual karena cuaca di sekeliling Merapi berkabut.
Sebelumnya, Hanik memperkirakan munculnya awan panas itu berasal dari gundukan yang beberapa waktu lalu terpantau di puncak Gunung Merapi. Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.