WASHINGTON, D.C. —Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Houston meminta Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Houston tetap tenang.
Konsul Andre Omer Siregar mengatakan pihaknya telah meningkatkan komunikasi antara sesama kantor Konsulat Jenderal Indonesia di beberapa negara bagian lain, dan diaspora Indonesia di wilayah kerja KJRI Houston dan otoritas berwenang.
Ada sekitar 30.000 warga Indonesia di wilayah kerja KJRI Houston yang mencakup negara bagian Arkansas, Alabama, Florida, Georgia, Louisiana, Mississippi, New Mexico, Oklahoma, Tennessee, dan Texas. Khusus di kota Atlanta, Georgia, terdapat sekitar 3.500 warga Indonesia yang bekerja di beragam sektor.
“Hingga hari ini belum ada laporan tentang adanya warga Indonesia atau diaspora Indonesia yang menjadi korban kekerasan atau tindakan diskriminasi, yang terjadi lebih terkait isu konsuler... Namun kami tetap peka, kami meningkatkan komunikasi tidak saja dengan diaspora Indonesia tetapi juga polisi Atlanta dan pihak keamanan diplomatik untuk memantau. Saya pesan kepada masyarakat, please stay safe and please stay calm karena ini sudah semakin build up (meningkat.red), sudah terjadi sejak Maret lalu ketika pandemi merebak. Kita berharap ini bisa segera selesai dan we begin a new normal,” ujar Andre.
(Baca juga: PM India Serukan Langkah Tegas Hentikan Pandemi Covid-19 Gelombang Kedua)
Hingga laporan ini disampaikan tidak ada peningkatan keamanan di kota Atlanta dan aktivitas masyarakat berjalan normal seperti biasa.
Sebelumnya KJRI New York pada tanggal 6 Maret dan disusul seminggu kemudian oleh KBRI di Washington DC telah mengeluarkan imbauan kepada warga dan diaspora Indonesia untuk hati-hati dengan keadaan sekitar seiring meningkatnya sentimen anti-Asia ini.
- WNI terkejut
Henny Kusumawati dan suaminya Teguh Yulianto, yang sudah sepuluh tahun menetap di Atlanta, Georgia, akhir pekan lalu menghabiskan waktu di pinggir Tocoa River. Bersama puluhan warga Amerika lainnya, mereka bersantai dan sesekali bertukar sapa.
Diwawancarai VOA Rabu pagi (17/3), Henny mengatakan selama tinggal di kota itu, tidak pernah sekali pun ia merasa khawatir dengan keselamatannya. Tetapi semua berubah ketika ia mendengar kabar penembakan delapan orang di tiga spa terpisah di Atlanta Selasa sore (16/3) di mana sebagian besar korban adalah perempuan Asia.
(Baca juga: Ancam Bunuh Biden dan Ketua DPR, Docter Didakwa Setelah Menyerahkan Diri)
“Saya mengetahuinya dari WhatsApp Group warga Indonesia di sini. Terus terang perasaan saya bercampur. Yang terutama rasa sedih karena sejak awal saya menginjakkan kaki di sini, semua welcome, tidak pernah ada rasisme atau peristiwa apapun. Bahkan ketika negara-negara bagian lain dilanda sentimen anti-Asia, di sini tidak terjadi apa-apa. Kok sekarang begini?,” ujarnya lirih.
Hal senada disampaikan Daniel Fu, seorang diaspora Indonesia lainnya yang tinggal di kota yang sama. “Pas kejadian itu anak saya teks menanyakan saya ada di mana. Dia bilang kalau Papa ada di luar, cepat pulang. Ada shooting rampage (penembakan membabibuta.red) di North West dan downtown, " ujar Daniel.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut