JAKARTA - Mahsiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menorehkan tinta emas prestasi. Kali ini 4 mahasiswa UNS angkatan 2017 meraih medali perak pada ajang bergengsi ASEANInnovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF).
Pada ajang yang digelar Februari 2021 lalu, 4 mahasiswa yakni Abyan Ajrurrafi Syauqi (Ilmu Komunikasi), Muhammad Dani Mulyawan (Statistika),Roisatul Khoiriyati (Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian), serta Tasya Ayu Oktayana (Pendidikan Bahasa Jawa) meraih prestasi internasional setelah bersaing ketat dengan 450 tim dari kurang lebih 20 negara di dunia.
20 negara itu antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Nepal, Kamboja, Korea Selatan, US, Iran, Brazil, Turki, Mexico, Thailand, Mesir, Hongkong, Filipina, Rusia, Mesir, Azerbaijan, Sudan, dan Yaman.
Baca Juga: Hasil SNMPTN dan SBMPTN 2021 Diumumkan Tertutup, Rawan Kongkalikong?
Adapun penyelenggara AISEEF ialah IYSA yang berkolaborasi dengan Food Technology Departmen of IPB, Nutrition Departmen of Undip, Udinus, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), dan Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia.
“AISEEF merupakan ajang internasional yang diikuti oleh inovator dari berbagai negara di dunia. Perlombaan kali ini mengangkat beberapa tema general yang menjadi spesifikasi untuk para inovator, yaitu entrepreneur, enviromental-science, innovative-science, dan social-science,” ujar Ketua Tim Abyan Syauqi seperti dikutip dari laman UNS pada Kamis (18/3/2021).
Baca Juga: LTMPT Batasi Akses Hasil SNMPTN dan SBMPTN, Pengamat: Ini Tanda Tanya Besar
Abyan pun menjelaskan, NATAYA merupakan ide aplikasi yang memuat beragam informasi seputar pariwisata dan kebudayaan Solo. Tidak hanya informasi untuk mempromosikan dan mengenal lebih dekat Kota Solo, NATAYA juga dihadirkan sebagai wadah pemesanan tiket museum sehingga memudahkan pelanggan maupun penyedia layanan dalam meningkatkan daya tarik.
Ide ini digagas Abyan dan tim mengingat potensi Kota Solo dengan city branding-nya sebagai The Spirit of Java dan Kota Budaya. Namun, mereka pun melihat promosi dan akses terhadap beragam informasi objek wisata yang ada masih kurang maksimal.