JAKARTA - Rektor IPB Prof Arif Satria menyebut sekitar 30 % generasi milenial tertarik menjadi petani. Namun yang perlu diingat petani milenial di era industry 4.0 harus punya kemampuan literasi digital. Hal ini menjadi kunci untuk mampu beradaptasi di tengah perkembangan teknologi.
Literasi digital menjadi hal yang patut didiskusikan karena merupakan salah satu proses penting transformasi petani Indonesia yang sebagian besar belum mencapai pertanian 4.0.
Oleh karenanya, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menggelar kegiatan Pojok Literasi dengan tema utama “Jadi Petani Milenial di Era Digital? Kuy!”
Baca Juga: Antisipasi Corona, IPB Terapkan Belajar Jarak Jauh dan Tertutup untuk Publik
Rektor IPB University Prof Arif Satria dalam sambutannya menyebutkan literasi digital sangat penting agar petani muda mampu menguasai teknologi 4.0. Seperti kecerdasan buatan dan penggunaan drone untuk pertanian.
Poin terpenting dalam transformasi petani, katanya, yakni dengan membangun learning center di berbagai daerah sehingga menjadi pusat penyebaran inovasi. Hal tersebut akan menentukan bagaimana masyarakat petani beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Selain itu, perlu adanya sinergi kolaborasi triplehelix.
Demi mempersiapkan generasi petani baru, menurutnya, peran kampus menjadi signifikan sehingga petani milenial dapat berpotensi meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian. Di samping itu kita juga dapat menerapkan sociopreneurship dan technosociopreneur bagi pertanian di masa depan yang lebih bertahan di tengah persaingan global.
Baca Juga: 10 Prodi Terfavorit IPB University di SNMPTN
“Sekira 30 % generasi milenial tertarik dengan dunia bisnis dan industri argo sehingga harus didesain dengan sistematis. Salah satu program yang dikembangkan IPB University seperti CEO School diharap mampu mempersiapkan petani milenial yang kompeten,” katanya melalui siaran pers, Rabu (7/4/2021).
Asisten Direktur Pengembangan Karir dan Kewirausahaan, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB University Handian Purwawangsa turut hadir untuk menyampaikan pengembangan One Village One CEO One Village One Innovation dalam rangka pembinaan petani muda dan desa sejahtera.
Dikatakannya, pengembangan program tersebut telah sesuai dengan visi IPB 2019-2045 yakni menjadi technosocio entrepreneurial university yang terdepan. CEO School tersebut lebih berfokus kepada mendorong wirausaha muda mengembangkan unit usaha di pedesaan maupun menjadi pendamping Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).